ANAKKU SPESIAL

Manfaat ABK Melakukan Tugas Rumah Tangga

Apakah anak dengan kebutuhan khusus dapat diberi tugas rumah tangga seperti anak tipikal? Jawabannya, bisa! Selain itu, banyak manfaat yang didapat ABK dengan melakukan tugas rumah tangga.

Desi Hariana | 7 Juni 2024

Umumnya, anak-anak usia di atas 2 tahun sudah dapat diberi tugas rumah tangga sederhana di rumah, misalnya membereskan mainannya sendiri. Anak bisa mendapatkan manfaat dengan turut berkontribusi pada tugas rumah tangga, tentunya sesuai usia dan kemampuannya masing-masing. Begitu juga dengan ABK atau anak berkebutuhan khusus, mereka pun perlu diberi kesempatan untuk melakukan tugas rumah tangga.

Manfaat mengerjakan tugas rumah tangga

Baik ABK maupun anak tipikal, bisa mendapatkan manfaat berikut ini saat mereka melakukan tugas rumah tangga:

  • Mempelajari skill atau keterampilan baru untuk melakukan sesuatu yang akan berguna bagi kemandiriannya, seperti membersihkan tempat tidur, menyapu, mencuci piring, dan lainnya.
  • Mengasah keterampilan bersosialisasi dengan berkomunikasi dan bekerjasama dengan sesama anggota keluarga lainnya ketika mengerjakan tugas.
  • Anak merasa lebih kompeten dan bertanggung jawab. Ia juga merasa menjadi bagian dari keluarga yang berharga.
  • Keluarga menjadi lebih hangat dan dekat satu sama lain karena sama-sama berpartisipasi dalam memastikan rumah selalu bersih dan rapih. Apabila pekerjaan lebih cepat selesai, tentunya family time yang bisa dinikmati bersama pun akan lebih banyak.

Cara mengenalkan tugas rumah tangga pada ABK

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk mengenalkan tugas rumah tangga pada ABK, seperti:

1. Jangan terburu-buru

Berikan kesempatan pada anak untuk mempelajari cara mengerjakan tugas tersebut, mungkin waktu yang dibutuhkan lebih lama dibandingkan anak tipikal. Kenalkan satu demi satu, jangan sekaligus, karena anak-anak ini umumnya sulit melakukan sesuatu yang terus-menerus berubah.

2. Lakukan secara bertahap

ABK seperti anak autistik atau ADHD, akan sangat terbantu dengan visual schedule atau jadwal yang ditambahkan gambar atau ilustrasi untuk membuat mereka lebih memahami tugas yang diberikan. Ingatlah bahwa ABK membutuhkan waktu lebih lama untuk terbiasa pada rutinitas baru.

3. Konsisten dan selalu siap memuji anak

Sebenarnya hal ini juga berlaku bagi anak-anak tipikal. Namun penolakan pada ABK biasanya lebih besar karena tidak terbiasa dengan rutinitas yang berubah. Kemajuan sekecil apapun perlu kita apresiasi dengan memberikan pujian, afirmasi, dan lainnya. Begitu juga apabila anak menunjukkan kemunduran, sebaiknya kita pun tidak memaksakan anak agar langsung bisa atau langsung mau mengerjakan.

4. Cari tahu apa yang memotivasi anak

Orang tua perlu mencari tahu hal-hal apa yang disukai anak dan membuatnya tergerak untuk melakukan sesuatu. Ketertarikan anak akan membuatnya termotivasi untuk melakukan apa yang kita minta. Anak perlu juga dibangkitkan semangatnya dan beri pengertian padanya bahwa bantuan sekecil apapun yang mereka berikan akan sangat berarti bagi seluruh keluarga.

Jadi, sebenarnya tak ada alasan mengapa ABK yang mampu kemudian harus mendapat pengecualian dalam melakukan tugas rumah tangga. Jika kita dapat menyesuaikan tugas dengan kemampuan serta usia anak, mereka pun dapat berkontribusi dalam melakukan pekerjaan rumah tangga serta merasakan manfaatnya.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan