ANAKKU SPESIAL

Mengatasi Gangguan Belajar pada Anak

Anak dengan gangguan belajar membutuhkan bantuan lebih, baik dari orangtua di rumah maupun guru di sekolah, agar dapat menyerap pelajaran dengan lebih baik.

Desi Hariana | 5 Juni 2024

Banyak orangtua dari anak-anak dengan gangguan belajar tentunya akan memikirkan cara untuk membantu anak mengatasi gangguan yang dihadapi. Bahkan untuk gangguan belajar spesifik seperti disleksia (masalah membaca), disgrafia (gangguan menulis), serta diskalkulia (gangguan berhitung) perlu penanganan yang lebih serius.

Tanda-tanda anak mengalami gangguan belajar

Ayah dan Ibu dapat melihat tanda-tanda anak mengalami gangguan belajar spesifik di awal masa sekolah, ketika anak mulai belajar untuk membaca, menulis, dan berhitung. Beberapa hal yang dapat muncul pada anak dengan gangguan belajar, adalah:

  • tak suka atau sulit melakukan kegiatan membaca, menulis, atau berhitung
  • kesulitan mengeja kata-kata yang umum, mengucapkan kata atau berhitung
  • kesulitan menghitung huruf atau suku kata, kadang juga kesulitan membunyikan satu kata dalam huruf
  • sulit mencari kata berima (berakhiran sama)
  • kesulitan melakukan hitungan matematika sederhana
  • tidak percaya diri dengan tugas yang dilakukan
  • berusaha menghindar bahkan kesal menghadapi tugas-tugas sekolah.

Anak dengan kesulitan belajar belum tentu mengalami gangguan belajar spesifik. Anda perlu membawa anak untuk berkonsultasi dengan ahlinya untuk memastikan hal ini.

Hal yang bisa dilakukan orangtua dan guru

Sebenarnya, hal yang paling penting dalam mengatasi gangguan belajar anak adalah orangtua atau guru perlu memahami terlebih dahulu kesulitan apa yang dialami oleh anak dan bagaimana kesulitan tersebut mempengaruhi anak dalam kesehariannya.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk mengatasi gangguan belajar pada anak:

1. Fokus pada kelebihan atau kekuatan anak, bukan kelemahannya

Setiap anak itu unik, kita perlu meneliti terlebih dahulu apa yang menjadi kelebihan dan kekurangannya. Fokuslah dalam mengasah kelebihan anak, bukan dengan selalu mengingatkan tentang kelemahannya.

2. Pasang target yang masuk akal

Jangan menggantungkan harapan terlalu tinggi, berharap saja bahwa anak akan melakukan yang terbaik sesuai kemampuannya. Jika awalnya anak perlu dibantu, kurangilah bantuan Anda sedikit demi sedikit hingga ia bisa mandiri.

3. Memberikan arahan agar anak mandiri

Anak dengan gangguan belajar biasanya butuh arahan lebih detail lagi untuk melakukan hal yang umum, seperti menyeberang jalan, memanjat, membaca jam, dan lainnya.

4. Konsisten dalam menerapkan disiplin

Sampaikan dengan sederhana dan jelas, mengapa Anda ingin anak melakukan sesuatu. Apalagi jika anak mengalami gangguan bahasa yang tidak bisa memahami kosa kata atau tata bahasa yang rumit. Terapkan disiplin secara ‘tegas namun hangat’, tentunya dengan tambahan konsistensi.

5. Merangsang keingintahuan anak

Cobalah untuk merangsang rasa ingin tahu anak dalam proses belajar. Umumnya anak yang lebih kecil secara natural akan tumbuh rasa ingin tahunya pada segala hal yang ada di sekelilingnya. Namun anak yang lebih besar mungkin butuh sedikit dorongan.

6. Mengelompokkan dan mengklasifikasikan benda

Berbeda dengan anak tipikal, anak dengan gangguan belajar umumnya mengalami kesulitan dalam konsep mengelompokkan sesuatu, seperti benda berwarna hijau, benda beroda, benda yang digunakan di dapur, dan lainnya. Bantu anak belajar mengelompokkan dan mengklasifikasikannya agar ia memiliki cara berpikir yang fleksibel.

Tentu saja usaha yang dilakukan orangtua dan guru dalam mengatasi gangguan belajar anak tidak bisa dilakukan hanya sekali dua kali saja. Perlu usaha yang konsisten agar anak dapat mengembangkan kelebihan yang dimilikinya dan membangun kepercayaan dirinya.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan