Memahami Gejala dan Penanganan ADHD
Oleh: Desi Hariana | 1 Juli 2019
Anakku.id. Anak dengan ADHD mungkin hiperaktif dan tidak dapat mengendalikan sifat impulsif mereka. Mereka juga mungkin kesulitan dalam berkonsentrasi. Kondisi ini lebih sering ditemukan pada anak laki-laki dibanding perempuan. Biasanya anak ADHD diketahui di tahun awal sekolah, ketika seorang anak mulai memiliki masalah dalam perhatian dan berkonsentrasi.
Gejala khas ADHD
Berikut adalah gejala yang khas ditemukan pada anak ADHD:
1. In-atensi
• sulit memusatkan perhatian
• tidak mengikuti arahan atau menyelesaikan tugas
• tidak mendengarkan instruksi
• kurang perhatian dan ceroboh
• bermasalah dalam manajemen waktu
• tidak bisa melakukan aktivitas yang memerlukan duduk diam
• sering kehilangan barang
• cenderung pelamun
2. Hiperaktif
• tidak bisa diam, selalu bergerak, dan tampak gelisah
• tidak bisa duduk diam dalam waktu lama
• sulit bermain dengan tenang
• senang memanjat dan berlarian
• selalu aktif bak kelebihan energi
3. Impulsif
• kesulitan menunggu giliran (mengantri)
• mengganggu orang sekitar
Belum diketahui pasti
Hingga saat ini penyebab pasti ADHD belum diketahui, namun diduga beberapa faktor dapat menjadi penyebabnya. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
- Faktor keturunan
- Ketidakseimbangan bahan kimia otak (neurotransmitter).
- Area otak yang mengontrol perhatian kurang aktif pada anak-anak dengan ADHD.
- Gizi buruk, infeksi, merokok, minum, dan penyalahgunaan obat selama kehamilan. Hal-hal ini dapat memengaruhi perkembangan otak bayi.
- Racun, seperti timah. Mereka dapat memengaruhi perkembangan otak anak.
- Cidera otak atau kelainan otak. Kerusakan pada bagian depan otak, yang disebut lobus frontal, dapat menyebabkan masalah dengan mengendalikan impuls dan emosi.
Para peneliti membantah kaitan antara gula dengan ADHD. Gula tidak menyebabkan ADHD. Selain itu ADHD juga bukan disebabkan oleh terlalu banyak menonton TV, kehidupan rumah tangga yang buruk, sekolah yang buruk, atau alergi makanan.
Betul bahwa ADHD tidak dapat dicegah atau disembuhkan. Tetapi ‘menemukan’ lebih awal, serta memiliki rencana perawatan dan pendidikan yang baik, dapat membantu mengelola gejalanya.
Tatalaksana ADHD
Gejala ADHD dapat dikelola dengan pengobatan dan terapi yang tepat, yaitu:
- Obat. Sebagai stimulan yang membantu mengendalikan perilaku hiperaktif dan impulsif dan meningkatkan rentang perhatian anak. Obat stimulan tidak bekerja untuk semua anak dengan ADHD. Dokter mungkin akan mempertimbangkan pemberian obat non-stimulan.
- Terapi bagi anak ADHD. Terapi fokus pada perubahan perilaku, yang diberikan setelah dokter anak melakukan pemeriksaan.
- Modifikasi perilaku mengganti perilaku buruk dengan yang baik. Pendidikan khusus yang terstruktur dan rutin dapat membantu anak ADHD belajar dengan lebih baik di sekolah.
- Konseling membantu anak ADHD mampu lebih baik menangani emosi dan rasa frustrasi yang muncul. Konseling juga dapat membantu anggota keluarga lebih memahami anak ADHD.
- Pelatihan keterampilan sosial dapat mengajarkan perilaku yang diharapkan pada anak ADHD, seperti bergiliran dan berbagi
Selain itu, akan sangat membantu apabila orangtua juga bergabung dalam supporting group yang dapat memberikan dukungan maupun alternatif solusi terhadap masalah dengan anak ADHD. Bergabung dalam grup juga dapat membuat orangtua mampu memahami lebih jauh apa efek ADHD terhadap keseharian maupun masa depan anak.
ADHD dapat terbawa hingga dewasa, namun dengan penanganan yang tepat, banyak orang dengan ADHD menjalani kehidupan dengan sukses, bahagia, dan lengkap.
Referensi:
https://www.webmd.com/add-adhd/childhood-adhd/attention-deficit-hyperactivity-disorder-adhd#1