PSIKOLOGI ANAK

Memastikan Anak Tetap Bahagia

Memastikan anak tetap bahagia itu penting karena bahagia memberikan banyak nilai positif pada diri anak.

Ajeng Raviando, M.Psi | 25 Juli 2020

Sudah lama ibu tak melihat anak bermain gembira di luar rumah. Biasanya ibu selalu melihat anak berlari berkejaran dan bercanda dengan teman-temannya. Hari-hari anak sekarang banyak dihabiskan di depan layar laptop dan gadget untuk belajar. Bermain pun ia hanya ditemani oleh adik, kakak, atau kucing kesayangannya. Ibu berharap kondisi harus di rumah saja tak memengaruhi anak untuk tetap ceria dan bahagia. 

Bahagia itu penting

Memastikan anak tetap bahagia memang penting karena rasa bahagia memberikan nilai positif dalam mendukung perkembangan fisik, intelektual, dan emosional anak secara optimal. Dengan perkembangan yang optimal maka anak dapat hidup tenang dan berdampingan selaras dengan orang-orang di sekitarnya. 

Dalam hal ini kelekatan atau kedekatan hubungan anak dengan orang tua khususnya ibu menjadi salah satu faktor kunci dalam menciptakan rasa aman dan bahagia pada diri anak, dan dapat mencegahnya berperilaku tidak baik di kemudian hari.

Bahagia pada anak juga akan berkaitan erat dengan kesehatan mental anak. Dalam diri anak-anak yang bahagia kesehatan mentalnya ikut terjaga. Selain anak bahagia bisa terhindar dari berbagai gangguan kejiwaan, rasa bahagia pada anak juga menebarkan rasa yang sama pada orang di sekitar lingkunganya. Sebaliknya bila anak tidak bahagia  maka anak akan cenderung susah mengelolah stress dan mudah merasa tertekan terlebih ketika lingkungan menuntutnya untuk sempurna. Dampak dari ketidak bahagiaan tersebut tak hanya dirasakan anak saat ini tapi akan terbawa hingga anak dewasa nanti. Ibu tentu tidak mau bukan anak ibu mengalami hal seperti itu?

Penanda anak bahagia

Memastikan anak tetap bahagia memang bukan perkara mudah karena ibu terkadang merasa sulit membedakan apakah anak sedang bahagia atau sedih. Beberapa anak tidak menunjukkan perubahan secara signifikan saat merasa tertekan. Hal ini terjadi karena anak terkadang belum mampu mengekspresikan perasaannya dengan tepat. Dari sejumlah hasil observasi yang dilakukan oleh para ahli menyebutkan bahwa anak bahagia atau tidak bahagia, bisa diketahui dari pembawaannya. Anak yang bahagia itu biasanya memiliki pembawaan tenang dan terjaga (terkendali), sedangkan anak yang tidak bahagia pembawaannya terlihat tegang, tertekan, dan mudah kalut. 

Dalam hal ini ada patokan yang bisa digunakan untuk  mengenali anak sehat secara mental dan bahagia atau sebaliknya. Anak yang sehat dan bahagia rata-rata menunjukkan sikap dan tanda sebagai berikut ; 

  • Anak merasa disukai
  • Anak merasa aman menghadapi kejadian yang akan datang
  • Anak memiliki pembawaan tenang dan tangguh
  • Anak tidak takut sendirian
  • Anak tertawa saat melihat hal yang lucu
  • Anak bersikap seperti anak seusianya
  • Anak senang bermain dan menyenangi permainan
  • Anak senang bersekolah
  • Anak periang, suka tersenyum dan optimis
  • Anak selalu dapat tidur dengan nyenyak.

Apabila anak ibu menunjukkan beberapa tanda dari yang disebutkan di atas maka bisa dipastikan anak ibu masuk dalam daftar anak bahagia. Memastikan anak tetap bahagia pada dasarnya perlu terus diupayakan karena rasa bahagia pada anak selain sebagai penanda kesehatan mentalnya, rasa bahagia juga dapat menciptakan berbagai hal yang positif pada diri anak. Jadi pastikan anak ibu selalu bahagia!

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan