Memilih Mainan Edukatif
Karina Adistiana, M.Psi | 30 Juni 2020
Label ‘mainan edukatif’ memang biasanya akan menambah daya tarik calon pembeli/pengguna, khususnya orangtua. Beberapa mainan edukatif menyebutkan aspek apa saja yang dapat dikembangkan melalui permainan tersebut, sementara kebanyakan hanya mencantumkan usia yang aman untuk anak yang memainkannya.
Kenali cirinya
Jika dicari definisinya, mainan edukatif adalah mainan yang dibuat khusus untuk mendidik dan membantu perkembangan aspek tertentu pada anak. Ada yang dikhususkan untuk aspek motorik, kognitif, kreativitas, juga emosi, dan ada juga untuk menstimulasi perkembangan beberapa aspek sekaligus. Tujuan utamanya adalah anak belajar dan berkembang, sedangkan bermain menjadi metodenya.
Namun, tidak ada kejelasan mengenai organisasi yang memiliki wewenang untuk menetapkan apakah suatu mainan bisa disebut sebagai mainan edukatif atau tidak. Karena itu diperlukan kejelian dan kebijakan dari orangtua untuk memilih mainan edukatif ini secara objektif, serta memanfaatkannya untuk mengembangkan kemampuan anak.
Apa yang membedakan mainan edukatif dan lainnya
Jeffrey Trawick Smith, seorang profesor dalam bidang pendidikan usia dini di Amerika Serikat menyatakan bahwa memang ada mainan yang punya pengaruh lebih kuat dibandingkan mainan lain. Ini dilihat dari sisi cara berpikir, interaksi sosial, dan ekspresi kreatif anak. Namun tetap ada pengaruh juga dari faktor budaya dan pengasuhan.
Basic is better. Mainan sederhana seperti balok kayu atau bentuk konstruksi yang klasiklah yang memiliki nilai plus. Hal ini karena mainan tersebut bisa digunakan dalam berbagai cara. Pendapat ini turut didukung oleh beberapa penelitian lainnya. Yang jelas, bukan jenis mainannya yang penting, namun cara bermain, juga dengan siapa ia memainkannya (sendiri, bersama-sama).
Cermat dalam memilih mainan edukatif
Ada beberapa hal yang sebaiknya dipertimbangkan dalam memilih mainan edukatif bagi anak, yaitu:
1. Apa yang ingin dikembangkan?
Tentukan aspek apa yang ingin dikembangkan, baru pilih mainan yang kira-kira sesuai. Contohnya, orangtua dapat menggunakan permainan konvensional seperti lompat tali untuk melatih keterampilan motorik. Buatlah tingkat kesulitan gerakan yang semakin kompleks, dari hanya melompat dengan dua kaki hingga memutar tubuh atau menggerakkan tangan.
2. Apakah sesuai untuk anak?
Pilih tingkat kesulitan sesuai usia dan perkembangan anak. Perhatikan juga situasi lingkungan, misalnya bila rumah Anda tidak terlalu kedap suara, lebih baik jangan pilih drum-set yang bisa membuat tetangga tidak nyaman. Cari permainan yang bisa membuat anak berimajinasi dan bisa digunakan dengan berbagai cara.
3. Aman atau tidak?
Ukuran komponen mainan dan juga berat yang dipakai untuk membuat mainan menjadi salah satu pertimbangan penting. Untuk anak yang lebih kecil sebaiknya tidak memilih mainan dengan bagian-bagian kecil, yang bisa ia masukkan ke dalam mulut. Cek juga apakah anak mengalami reaksi alergi terhadap bahan yang digunakan.
4. Konvensional atau elektronik?
Kedua jenis mainan edukatif ini punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pelajari terlebih dahulu permainannya dan batasi waktu bermain jika dapat memengaruhi kebiasaan anak. Contohnya, mainan elektronik dapat membatasi stimulasi sosial anak bila dilakukan terlalu lama. Kombinasikan kedua jenis permainan ini sambil mengobservasi reaksi anak.
Hal yang paling penting daripada memilih mainan edukatif adalah interaksi antara orangtua dan anak saat ia bermain. Usahakan Anda menyediakan waktu khusus untuk bermain dengannya. Selain mengasah kecerdasan anak, ikatan anak-orangtua pun akan semakin kuat.