KESEHATAN IBU

Posisi Rahim Terbalik

Ada ibu yang memiliki kondisi tilted uterus atau rahim terbalik. Hal ini memang merupakan kondisi bawaan sejak lahir. Benarkah posisi rahim terbalik dapat memengaruhi infertilitas?

dr. Med. Damar Prasmusinto, Sp.OG(K) | 30 Juni 2020

Rahim adalah tempat di mana janin menempel, tumbuh dan berkembang. Sebagian besar perempuan memiliki posisi rahim yang cenderung condong ke depan atau tegak terhadap pelvis. Sebagian kecil perempuan memiliki posisi rahim membelakangi pelvis, inilah kondisi yang disebut dengan rahim terbalik atau rebah, dalam bahasa medisnya disebut retroflexed uterus atau tilted uterus.

Pada umumnya, posisi rahim cenderung membengkok ke depan, sedang pada tilted uterus, posisi rahim cenderung condong ke belakang. Ini adalah suatu variasi normal dalam anatomi organ tubuh rahim dan dialami oleh sekitar 10-20% perempuan di dunia.

Benarkah sulit hamil?

Pendapat yang menganggap bahwa posisi rahim terbalik atau condong ke belakang akan mempersulit kemungkinan hamil tidak sepenuhnya benar. Penelitian terakhir menyebutkan bahwa posisi rahim seperti itu tidak akan mempengaruhi kemampuan sel sperma untuk membuahi sel telur yang matang. Jadi, posisi anatomis rahim bukanlah faktor utama dalam kesuburan.

Pada kasus tertentu namun jarang terjadi, posisi rahim terbalik dapat bersamaan dengan kejadian endometriosis. Kadang faktor infertilitas (ketidaksuburan) bisa terjadi akibat endometriosis tersebut, bukan karena posisi rahim yang retrofleksi. Jika Anda mengalami kasus sulit hamil dan posisi rahim terbalik, sebaiknya memeriksakan diri bersama pasangan untuk mengetahui adanya kemungkinan penyebab lain.

Apa keluhannya?

Kebanyakan perempuan tidak menyadari bahwa posisi rahimnya rebah. Biasanya kondisi tersebut disertai beberapa keluhan seperti sakit saat berhubungan seks atau haid, infeksi saluran kencing, mudah ngompol dan keluhan ketidaksuburan. Sebagian besar kasus rahim terbalik ditemukan saat dilakukan pemeriksaan oleh ginekolog.

Apa kesulitan yang dialami?

Kebanyakan posisi rahim perempuan sedikit menekuk ke depan (antefleksi), sehingga mempermudah sperma untuk berenang ke dalam rahim dan mencapai sel telur. Pada wanita dengan rahim terbalik (retrofleksi), posisi menjadi tidak pas dan sperma lebih sulit masuk ke dalam rahim. Ciri paling terlihat adalah sperma sebagian besar tumpah ke luar setelah berhubungan.

Kendala ini dapat diatasi dengan cara memposisikan bokong perempuan lebih tinggi dari kepala (misalnya diganjal dengan bantal) saat berhubungan intim, untuk mempermudah masuknya sperma ke mulut rahim. Apabila kemungkinan penyebab infertilitas yang lain tidak dijumpai, maka upaya operasi rekontruksi dapat dilakukan.

Berhubungan di saat tepat

Sebenarnya tip ini bisa dilakukan oleh semua pasangan. Untuk mendapat keturunan, disarankan untuk melakukan hubungan seksual pada waktu yang tepat, misalnya saat wanita dalam masa subur (ovulasi), dimana sel telur keluar dari ovarium dan siap untuk dibuahi oleh sperma.

Pada wanita dengan siklus menstruasi yang teratur 28 hari, waktu terjadinya ovulasi dapat diperkirakan sekitar 14 hari sebelum terjadinya menstruasi berikutnya. Setelah dikeluarkan dari ovarium, sel telur dapat bertahan hidup selama 24 jam, sementara sperma yang dikeluarkan dari skrotum dapat bertahan 48-72 jam. Karena itu dianjurkan melakukan hubungan seksual pada hari ke-12, 14 dan 16 dari siklus haid perempuan.

Jadi, kuncinya adalah ketepatan waktu dan kerjasama yang baik dengan pasangan. Kondisi rahim terbalik bukan halangan bagi Anda untuk mendapatkan keturunan.

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Artikel Sebelumnya

Memilih Mainan Edukatif

Artikel Selanjutnya

Agar Anak Tidak Mudah Takut

Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan