Mendidik Anak Multilingual
Roslina Verauli, M.Psi., Psi. | 26 Januari 2021
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dengan berbahasa, seorang anak bisa mengekspresikan apa yang ia kehendaki atau pikirkan. Dengan berbahasa, seseorang dapat menjalin hubungan yang baik pula dengan lingkungan sosialnya. Apakah baik untuk mendidik anak multilingual sedini mungkin?
Kemampuan multilingual memerlukan adaptasi
Kemampuan dan keahlian anak dalam berbahasa selain bahasa ibu sebenarnya merupakan sebuah nilai plus untuknya. Mendidik anak multilingual membantunya memiliki keterampilan untuk berinteraksi dengan orang yang berasal dari negara lain.
Memasuki dunia persaingan global ini, membuat banyak orangtua menginginkan anaknya menguasai lebih dari satu bahasa. Banyak orangtua yang kemudian berinisiatif menyekolahkan anak ke sekolah bilingual, sekolah international, atau mengikutsertakan anak ke lembaga kursus bahasa asing.
Ada orangtua yang begitu ingin anaknya memiliki keterampilan multilingual, tapi ada juga yang ragu. Apakah mendorong anak berbahasa asing terutama di usia muda justru akan membuat anak menjadi bingung?
Kekhawatiran orangtua ini memang wajar karena memang pada awalnya anak butuh beradaptasi dengan bahasa baru yang berbeda dengan bahasa ibu mereka. Hal-hal lain yang kerap dianggap sebagai ‘masalah’ ketika mendidik anak multilingual adalah:
- Speech delay: keterlambatan anak dalam berbicara kerap dikaitkan dengan penggunaan lebih dari satu bahasa untuk berkomunikasi. Padahal sesungguhnya banyak faktor yang bisa membuat anak terlambat bicara.
- Underestimate: orangtua kurang percaya pada kemampuan anak untuk menguasai bahasa asing. Hal tersebut kerap membuat anak juga jadi merasa kurang percaya diri terhadap kemampuaannya, sehingga akhirnya anak sukar menguasai bahasa asing.
- Code mixing: anak mencampuradukkan bahasa ibu dengan bahasa asing. Hal ini sebenarnya wajar dan menandakan anak sudah mampu mengintepretasikan bahasa asing dan bahasa kesehariannya. Dengan bertambahnya usia anak, maka ia akan lebih mampu mengklasifikasikan kosa katanya sendiri.
- Masalah dalam bersosialisasi: orang beranggapan dengan penggunaan bahasa lebih dari satu akan membuat anak bingung dan menarik diri dari pergaulan. Padahal keduanya tidak berhubungan. Anak mampu atau sulit bersosialisasi tergantung pada bagaimana keterampilan sosialnya diasah sejak kecil.
Dukungan lingkungan menentukan kemampuan
Berdasarkan sebuah penelitian, sejak bayi otak manusia telah terprogram melakukan analisis dan memahami aturan dasar dari bahasa, atau LAD (language acquisition device). Hal inilah yang memungkinkan seseorang dapat berbahasa dengan baik. Jadi, secara genetik kita sebenarnya sudah terlahir dengan kapasitas untuk menguasai bahasa.
Membahas tentang bingung atau tidaknya anak saat memelajari lebih dari satu bahasa, semua kembali pada lingkungannya, yaitu keluarga dan sekolahnya. Apakah lingkungan mendukung anak untuk menguasai bahasa asing atau tidak? Ini yang harus diperhatikan sebelum mendidik anak multilingual.
Manfaat kemampuan multilingual
Anak yang multilingual umumnya memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa penerapan kemampuan multilingual dalam jangka panjang dapat memengaruhi pembentukan struktur dan fungsi otak. Hal ini mendukung fungsi kognitif, seperti kemampuan menghafal, mengingat, memahami, konsentrasi, hingga kemampuan untuk menganalisis, memahami konsep, kemampuan verbal serta fleksibilitas berpikir.
Selain itu, anak multilingual juga akan memiliki kemampuan personal dan sosio kultural yang lebih baik dibandingkan anak yang monolingual. Ini karena ia lebih mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan yang jauh berbeda dengan lingkungan sosial dari mana ia berasal.
Kapan saat yang tepat mendidik anak multilingual? Selama anak lahir normal dan tanpa indikasi kelainan kognitif, mengajarkan bahasa selain bahasa ibu sedini mungkin tidak akan menjadi masalah. Biasanya di usia prasekolah sudah bisa diajarkan. Tentunya disesuaikan dengan tahapan usianya.