Mendorong Anak ASD untuk Berteman
Desi Hariana | 27 Oktober 2023
ASD atau autism spectrum disorder merupakan gangguan yang sangat berpengaruh pada cara anak mempersepsi dunianya, termasuk juga dalam cara berkomunikasi. Mereka sering kali menjadi merasa terasing dengan orang lain. “Seakan-akan kami sedang bermain, dan hanya aku yang tidak tahu aturan mainnya,” begitulah gambaran dari apa yang dirasakan oleh anak autistik ketika berada dalam lingkungan sosialnya.
Mengapa anak ASD sulit berteman?
Ada beberapa hal yang membuat anak ASD sulit untuk berteman atau melakukan interaksi sosial, beberapa diantaranya adalah karena perilaku berikut:
- sering menarik diri dari lingkungan
- tidak peduli pada orang lain
- lebih suka bermain sendiri
- enggan melakukan inisiatif untuk berinteraksi dengan orang lain
- sulit ditenangkan saat emosional
- melakukan pendekatan dengan cara yang tidak biasa
- menggunakan bahasa yang terlalu baku serta sangat terikat pada ‘aturan’.
Perlu Ayah dan Ibu perhatikan, berusaha untuk memahami orang lain dan bersikap yang sesuai adalah sesuatu yang memusingkan, melelahkan, serta membuat stres anak-anak autistik.
Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan
Jika kita ingin mendorong anak ASD untuk berteman, berikut adalah beberapa hal yang dapat kita lakukan:
1. Memahami emosi anak
Anak-anak dengan gangguan autisme lebih mudah memahami konsep yang konkrit. Anda dapat melakukan pengelompokan emosi bersama anak. Misalnya dengan membuat daftar, warna merah untuk emosi negatif, dan warna hijau untuk emosi positif. Hal ini akan membantu anak mengenali berbagai emosi.
Membuat karya, bisa dari kertas, playdough, atau membuat biskuit, berbentuk wajah. Gunakan berbagai bahan yang ada untuk menunjukkan beragam emosi pada wajah tersebut. Diskusikan dengan anak, bagian-bagian wajah dan ekspresinya. Lalu buatlah ekspresi di wajah Anda dan minta ia untuk menirunya, lakukan secara bergantian.
Menonton film kartun bersama adalah salah satu cara lain yang mudah dilakukan karena ekspresi karakter-karakternya sering dilebih-lebihkan. Anda pun dapat mengajak si kecil mengelompokkan foto-foto berdasarkan ekspresi yang diperlihatkan dalam foto tersebut.
2. Mengikuti permainan bersama teman
Pastikan anak memahami apa yang disebut dengan ‘permainan’. Menang dan kalah adalah hal yang biasa dalam permainan. Banyak anak autistik yang tidak memahami hal ini kecuali jika dijelaskan terlebih dahulu.
Jika mereka telah memahami hal tersebut, berarti mulai ajarkan pada anak untuk mencari teman untuk bermain bersama. Ia perlu menyadari bahwa tidak semua anak mau bermain permainan yang sama dengannya, ia perlu mencari teman yang sama-sama menyukai atau berminat pada permainan yang sama.
Lakukan simulasi bagaimana cara mengajak teman bermain. Bagaimana jika teman yang ia ajak ternyata menolak, apa yang harus ia katakan. Sesekali bermain sendiri pun tak masalah. Jelaskan bahwa berdebat dengan teman dapat mengurangi kemungkinan bermain dengan teman tersebut di kemudian hari.
3. Memahami perbedaan
Anak dengan ASD biasanya sulit memahami bahwa perasaan maupun persepsi orang lain bisa saja berbeda dengannya. Itu sebabnya mereka sering mengalami konflik akibat perbedaan pendapat, dan bisa bersikap yang tidak sewajarnya (mengamuk, misalnya). Kesulitan mereka dalam melihat dari sudut pandang orang lain inilah yang dapat membuat anak autistik jadi sulit berteman.
Anda dapat memberi contoh perbedaan dalam bentuk yang paling sederhana. Misalnya dengan membandingkan foto diri anak dengan foto saudaranya. Tanyakan apa saja yang sama, dan apa yang berbeda. Berangkat dari hal yang bersifat fisik, Anda dapat bergeser pada penjelasan tentang perbedaan cara berpikir dan hal-hal lain yang lebih abstrak.
4. Melatih keterampilan percakapan
Latih anak untuk dapat melakukan percakapan secara wajar dan sesuai dengan etiket yang berlaku. Misalnya, bagaimana ia menarik perhatian, secara bergantian memperhatikan atau mendengarkan, dan memberikan jawaban atau penjelasan yang berkorelasi dengan topik yang dibahas.
Lakukanlah latihan-latihan ini secara bertahap di rumah, sebelum anak mempraktekkannya di sekolah atau pada temannya. Hal ini akan mendorong anak ASD untuk berteman dan lebih diterima dalam lingkungan sosialnya.
Referensi: