Mengalihkan Anak dari Permainan Gadget
Anissa Aryati | 20 Mei 2021
Anak senang bermain game di gadget. Ia juga suka mencoba menggunakan berbagai fitur lain untuk menonton film, bernyanyi, bermain puzzle, mewarnai maupun berinteraksi dengan teman-temannya. Sebenarnya ada kesenangan melihat anak mengerti bagaimana menggunakan gadget, namun di sisi lain juga membuat resah. Bagaimana tidak, anak yang sudah asyik menatap layar gadget menjadi tak melakukan aktivitas lain seperti belajar atau bermain bersama teman dan saudaranya.
Risiko bermain gadget
Bermain gadget memang menyenangkan bagi kebanyakan anak dan bahkan terkadang membuat mereka lupa waktu. Gadget menawarkan permainan game yang dapat menjadikan tantangan bagi seorang anak untuk bisa lolos dan masuk ke tingkat yang lebih tinggi.
Kemajuan teknologi telah merubah pola permainan anak dari yang awalnya bersifat manual menjadi akrab dengan perangkat teknologi yang berupa gadget. Banyak orang tua mengeluhkan susahnya menghentikan kebiasaan anak bermain gadget, yang selalu berakhir dengan kemarahan dan tindakan perlawanan dari anak. Terkait penggunaan gadget, American Academy of Pediatrics telah menetapkan larangan penggunaan gadget bagi anak-anak akibat dampaknya yang dapat mengubah sifat masa kanak-kanak.
Frekuensi penggunaan gadget yang terlalu lama pada anak dapat berisiko munculnya gangguan fungsi otak, defisit perhatian hingga gangguan belajar. Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Dr.Gary Small di New York Times mengungkapkan anak yang banyak bermain gadget akan mengurangi banyak waktu dengan orang-orang di sekitar, menghalangi interaksi serta mengganggu perkembangan keterampilan komunikasi.
Kembali ke permainan tradisional
Mengingat begitu besar pengaruh gadget pada perkembangan anak, maka sebaiknya penggunaan gadged sebisa mungkin untuk benar-benar dibatasi dan dipantau oleh orang tua. Untuk mengurangi serentetan dampak negatifnya pada anak maka akan lebih baik orang tua berupaya menjauhkan anak dari gadget dan kembali ke permainan tradisional yang tak kalah seru dan menarik. Berikut diantaranya:
Congklak
Ini adalah permainan tradisional yang dikenal hampir di seluruh wilayah di Indonesia.
Permainan ini menggunakan papan congklak yang bisa terbuat dari kayu atau plastik dengan 16 lubang. Untuk bemain dan mengisi lubang congklak diperlukan biji congklak sebanyak 98 buah yang bisa digunakan dari biji sawo atau pun batu kerikil. Masing-masing lubang diisi dengan biji congklak dengan jumlah yang sama.
Permainan diawali dengan mengundi untuk menentukan siapa yang akan bermain terlebih dahulu. Setelah itu pemain mulai mengambil biji congklak dari salah satu lubang dan membagi secara rata ke lubang lainnya hingga habis. Begitu seterusnya. Apabila biji congklak masuk ke lubang yang kosong maka permainan dilanjutkan oleh pihak lawan. Pemenang ditentukan oleh jumlah biji terbanyak.
Bola bekel
Menggunakan bola yang terbuat dari karet dengan ukuran kecil sampai sedang. Media lainya adalah buah bekel yang terbuat dari logam tumpul dengan jumlah yang bervariasi tergantung permainan yang dimainkan. Semakin tinggi level permainan maka permainan akan semakin sulit dan buah bekel yang digunakan semakin banyak.
Teknik permainan adalah dengan menggenggam semua buah bekel dan bola pada jari telunjuk dan jempol. Saat bola dilemparkan ke atas, buah bekel ikut disebarkan dan diambil satu persatu seiring ayunan bola. Apabila bola jatuh dan tidak tertangkap tangan maka pemain harus segera digantikan oleh pemain lainnya.
Gasing
Gasing adalah permainan kuno yang masih ada hingga saat ini. Bentuknya seperti bola yang di tengahnya terdapat tali yang dililitkan dan diikat pusatnya. Cara bermainnya adalah dengan melempar tali dengan benar maka gasing akan berputar. Permainan gasing tidak sulit namun membutuhkan keahlian pada saat melempar sehingga gasing bisa berputar lama dan tidak cepat berhenti.
Ketiga jenis permainan ini meski tergolong manual namun bisa menjadi alternatif untuk mengalihkan anak dari gadget. Apabila anak sudah menguasai teknik permainannya, anak bisa menyukai permainan tersebut. Orang tua dapat membeli media permainan dari banyak situs belanja online.
Referensi: