Mengenal Berbagai Metode Persalinan
Dyah Soekasto | 3 Juni 2021
Setiap ibu ingin melahirkan dengan nyaman, hal ini didukung dengan pilihan berbagai metode persalinan. Yuk kita mengenal berbagai metode persalinan berikut ini:
Lamaze
Merupakan metode melahirkan yang paling umum. Metode ini mengajarkan ibu bersalin untuk fokus pada kontrol pernapasan, dan mengajarkan posisi terbaik yang memberi efek nyaman. Bagian dari metode Lamaze adalah agar orang yang dicintai untuk menemani ibu hamil. Keberadaan suami atau orang yang disayang akan memberi dukungan pada ibu baik secara psikis maupun fisik. Sebaiknya pendamping juga ikut mengikuti pelatihan (kelas) Lamaze sebelum persalinan.
Metode Bradley
Metode ini digagas oleh dr. Robert Bradley tahun 1947, yang intinya adalah dengan persiapan yang baik serta dukungan penuh dari pasangan, persalinan akan berjalan dengan aman dan nyaman. Metode ini bukan hanya fokus pada persalinan, namun ibu hamil juga wajib mengikuti pola hidup sehat, termasuk menjaga pola makan.
Metode ini juga ikut ‘mengawal’ ibu hingga pascapersalinan, termasuk menyusui bayi, Karena melibatkan suami secara penuh, metode ini sering disebut dengan metode pelatihan suami, karena calon ayah juga mendapat pelatihan mulai dari proses persalinan, diet ibu dan olah raga saat hamil. Ini juga termasuk merawat luka robekan (episiotomi) yang mungkin terjadi saat bersalin.
Teknik Alexander
Teknik ini pada awalnya bukan bertujuan untuk proses persalinan, namun ditujukan untuk memperbaiki postur tubuh. Dalam teknik ini, diajarkan bagaimana orang melakukan gerakan yang baik, salah satunya belajar melatih otot-otot sekitar panggul. Namun ternyata teknik ini membantu proses persalinan, karena wanita yang terbiasa melakukan teknik ini dapat mengatur pernapasannya dengan baik, menenangkan diri, dan melalui proses persalinan dengan baik.
Hypnobirthing
Gugup menghadapi persalinan? Kelas hypnobirthing mengajari ibu hamil cara mensugesti diri sendiri sehingga bisa menyingkirkan cerita ‘seram’ tentang persalinan dan ketakutan menghadapi proses ini. Metode ini pertama kali ditemukan oleh seorang hipnoterapis bernama Marie Mongan.
Water birth
Dalam metode ini, ibu hamil berada di dalam air yang sudah disterilisasi dengan suhu yang sudah diatur. Keuntungan dari proses persalinan ini mengurangi rasa sakit, memberi rasa nyaman, dan situasi yang memberikan privasi lebih. Namun ada beberapa risiko di balik metode ini, misalnya kekhawatiran bayi kekurangan oksigen, menjaga air tetap steril, karena kemungkinan ibu mengeluarkan kotoran saat mengejan, dan sebagainya. Metode ini membutuhkan dukungan peralatan medis untuk memantau ibu dan bayinya, jika sewaktu-waktu terjadi kondisi yang tidak diinginkan.
Metode Leboyer
Ibu ditempatkan di ruangan yang tenang dengan cahaya redup untuk memberi efek rileks. Setelah dilahirkan, bayi diletakkan di atas perut ibu. Tim dokter tidak akan langsung memotong tali pusat, agar bayi memiliki waktu untuk terbiasa bernapas. Si Kecil akan dipijat dengan lembut dan dimandikan. Inti dari metode ini adalah membuat proses persalinan lebih alami, seakan di rumah sendiri.
Bedah Cesar
Metode yang dipilih bila persalinan normal tidak memungkinkan karena indikasi tertentu. Ada indikasi yang sejak awal sudah diprediksi, namun terkadang tindakan Caesar diputuskan di saat proses persalinan normal sudah berlangsung. Misalnya jika bayi ‘tersangkut’ di jalan lahir, detak jantung bayi terganggu, atau jika tali pusat melingkar di leher bayi. Dalam proses awalnya, ibu akan menjalani anestesi parsial, dan dapat mengikuti persalinan Caesar. Namun ini juga tergantung dari kondisi di ruang bersalin.
Setelah mengenal berbagai metode persalinan, ibu dapat mendiskusikannya dengan pasangan, dan tentu saja dokter kandungan. Keputusan akhir akan berada pada kondisi kehamilan ibu, serta dokter kandungan.
Referensi: