Permasalahan yang Sering Muncul Pascapersalinan
Anissa Aryati | 3 Juni 2021
Kebahagiaan selalu mewarnai keluarga saat kehadiran anggota baru di rumah. Kepulangan ibu dari rumah sakit tentu disambut dengan penuh suka cita. Perhatian ibu terfokus pada pemulihan diri pascapersalinan dan merawat bayi. Namun terkadang ada masalah lain usai proses persalinan, misalnya saja baby blues syndrome. Ini merupakan satu dari sekian permasalahan yang sering muncul pascapersalinan.
Berbagai masalah yang ibu hadapi
Sayangnya seringkali ibu hamil tidak terpikir untuk memahami masalah-masalah yang mungkin timbul pascapersalinan. Semestinya ini bisa dikonsultasikan saat kunjungan rutin ke dokter kandungan selama proses kehamilan. Semakin banyak ibu bertanya, ibu (dan tentu saja suami) akan memahami bahwa banyak perubahan besar yang terjadi pada ibu pascapersalinan—baik secara fisik maupun psikis.
Data yang dikumpulkan oleh Pemantauan Penilaian Risiko Kehamilan (PRAMS) yang menyoroti tentang perilaku ibu sebelum, selama dan setelah persalinan mengidentifikasi bahwa 2 hingga 9 bulan setelah persalinan ibu masih akan menghadapi tantangan yang cukup berat. Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut ibu perlu mempersiapkan diri secara fisik dan emosi.
Nifas dan permasalahannya
Nifas merupakan periode yang mengakhiri suatu persalinan dimana rahim akan mengalami perubahan dan penyesuian fisiologis untuk kembali ke keadaan sebelum kehamilan. Masa nifas biasanya berlangsung selama 40 hari, namun bisa saja berbeda pada setiap wanita.
Saat masa nifas bisa terjadi masalah kesehatan yang serius baik berupa infeksi maupun komplikasi. Bila terjadi infeksi akan ditandai dengan demam disertai menggigil. Ini biasanya berkenaan dengan masalah higienitas saat proses persalinan yang terkadang luput dari pantauan. Konsultasikan dengan dokter Anda.
Berbeda dengan komplikasi yang disebabkan oleh trombosis vena dalam darah yang dapat menghambat aliran darah dan mengancam jiwa. Permasalahan pada masa nifas sering luput dari pemantauan karena berdasarkan sebuah survei, didapati sebanyak 40% ibu tidak datang untuk berkonsultasi masalah nifas pada 4-6 minggu setelah melahirkan. Hal ini yang menyebabkan mereka tidak memiliki pengetahuan cukup tentang nifas.
Wasir dan sembelit
Pada saat tubuh sedang berproses kembali ke normal. Masalah dapat muncul ketika tekanan pembesaran rahim pada pembuluh darah perut bagian bawah yang belum pulih meski proses kelahiran sudah terjadi. Kondisi ini menyebabkan wasir yang selalu diiringi dengan masalah sembelit. Saat mengalami masalah ini ibu akan merasa kesakitan pada saat duduk. Untuk meredakan rasa sakit dan mengurangi tekanan pada perineum (area antara vagina dan anus) biasanya ibu akan diberikan obat-obatan non-aspirin yang aman bagi ibu menyusui. Selain itu biasanya dokter juga meresepkan salep dan semprotan khusus yang berguna mengurangi sembelit dan pembengkakan wasir. Bantal berbentuk donat sangat disarankan untuk mengurangi rasa sakit dan tekanan pada saat ibu duduk.
Pembengkakan payudara
Payudara membengkak, keras dan terasa sakit umumnya terjadi pada saat ASI memenuhi payudara atau sekitar 2-4 setelah melahirkan. Pembengkakan ini bisa mereda setelah ibu menyusui bayi. Apabila bayi belum menyusu terlalu banyak dan ASI masih tersimpan di payudara disarankan ibu memeras ASI, baik menggunakan pompa, manual maupun elektrik. Tekanan pada payudara yang membengkak akan emmbuat ibu tidak nyaman bahkan demam. Kondisi ini bisa dikurangi dengan mengenakan bra penyangga dengan penambahan kompres dingin ke payudara.
Permasalah yang sering muncul pascapersalinan tak hanya menyangkut masalah fisik. Masalah yang berhubungan dengan psikis seperti baby blues syndrome juga kerap dialami ibu di minggu-minggu setelah persalinan. Masalah ini ditemukan pada sekitar 10-20% ibu setelah persalinan dan umumnya bisa menghilang dengan sendirinya. Dalam hal ini dukungan keluarga diperlukan untuk membantu mengatasi emosi dan juga dalam merawat bayi.
Referensi: