Menjelaskan Peraturan Keluarga pada Balita
Roslina Verauli, M. Psi., Psikolog | 18 Februari 2020
Anak di usia balita tidak terlalu suka diarahkan atau dibantu secara berlebihan. Ia mulai menentukan sendiri tindakannya. Hanya saja, kemampuan berpikirnya masih terbatas, mereka belum mampu memahami dampak dari perilakunya maupun mengendalikan diri mengikuti aturan. Namun bila dibiarkan, mereka akan terbiasa berlaku seenaknya. Di saat tertentu, orangtua juga perlu menjelaskan peraturan keluarga pada balita.
Anak membutuhkan kontrol dari orangtua
Anak yang dibiarkan mengikuti kemauannya semata, tanpa dilatih untuk mengendalikan diri, akan gagal mengenal dan menyesuaikan diri dengan berbagai aturan. Misalnya ketika ia mulai sekolah, dimana anak belajar mengikuti aturan dari guru di dalam kelas. Jika kemudian ia ‘dipaksa’ patuh pun, ia akan menolak dan melakukan perlawanan.
Itu sebabnya ia membutuhkan kontrol dalam tingkatan yang memadai dengan cara yang tepat untuk belajar disiplin dan mengembangkan berbagai nilai-nilai moral atau living values yang positif. Itu sebabnya menjelaskan peraturan pada balita adalah hal yang penting. Mereka perlu menyadari bahwa waktu bermain mereka terbatas, tidur di jadwal yang telah ditentukan, makan di meja makan di waktu-waktu yang sama, hingga kemampuan untuk bisa mengikuti norma kesopanan.
Jelaskan sesuai dengan pemahaman anak
Peraturan dibutuhkan untuk mengajarkan anak mengenai mana perilaku yang dianggap baik, dan mana yang tidak. Dengan adanya peraturan, anggota keluarga bisa saling menghargai satu sama lain sehingga rumah pun selalu dalam kondisi tenang dan damai.
Cara menjelaskan peraturan keluarga pada balita tentunya berbeda dengan menjelaskan pada anak yang lebih besar. Berikut beberapa caranya:
1. Jelaskan peraturan di momen yang sesuai
Ketika sedang makan bersama, jelaskan peraturan tentang makan di meja makan. Saat sedang bepergian dengan mobil, jelaskan peraturan selama berada di dalam mobil. Jadi anak dapat melihat relasi dari peraturan yang dijelaskan dengan hal yang ia lakukan.
2. Gunakan bahasa sederhana yang cukup jelas
Contohnya saat sedang di meja makan dan anak makan sambil memukul-mukulkan sendoknya ke piring, atau berteriak-teriak. Katakan pada Si Kecil, “Saat makan kita tidak membuat suara.”
3. Jelaskan satu per satu
Sampaikan satu peraturan di satu waktu, jangan memberi peraturan yang bertumpuk, misalnya, “Saat makan jangan bersuara, habiskan makananmu dan tidak boleh berantakan.” Ia akan bingung karena terlalu banyak instruksi.
Selain menjelaskan peraturan keluarga pada balita, langkah selanjutnya adalah mendisiplinkan Si Kecil agar dapat mengikuti peraturan tersebut. Salah satu caranya adalah dengan memberikan penghargaan (reward) kala ia berhasil mengikuti peraturan yang telah dijelaskan.
Referensi:
- Brooks, Jane B. 2004. The Process of Parenting. 6th Edition. McGraw-Hill Companies, Inc. : New York.
- Kazdin, Alan E. 2001. Behavior Modification in Applied Settings. 6th Edition. Waveland Press, Inc.: USA
- McMahon, R. R., & Forehand, R. L. 2003. Helping the noncompliant child. The Guilford Press: New York.