LIBUR ASYIK

Menyantap Ikan Segar di Makassar

Kota Anging Mamiri memang sudah sangat terkenal dengan kekayaan kulinernya yang menggugah rasa. Salah satunya adalah kesegaran makanan lautnya.

Desi Hariana | 19 November 2019

Seafood adalah salah satu jenis makanan favorit di seluruh dunia. Dan makanan laut sudah merupakan ‘trade mark’ bagi daerah pesisir pantai seperti Makassar ini. Dengan perairan yang jauh lebih jernih dibandingkan wilayah laut kota megapolitan seperti Jakarta, ikan dan berbagai hewan laut yang ditangkap di perairan Makassar dijamin jauh lebih segar dan terasa ‘manis’ di lidah. Tak perlu diberi banyak bumbu, rasanya sudah luar biasa lezat!

Belanja ikan di Beba

Beba merupakan sebuah wilayah PPI (Pangkalan Pendaratan Ikan) dimana para nelayan menepi dengan perahunya dan membongkar hasil tangkapan mereka. Saat mengunjungi Beba, kita akan melihat proses pelelangan ikan yang selalu menarik untuk diamati. Ramai, seru, bahkan kadang diwarnai canda tawa.

Selain deretan perahu nelayan yang ‘parkir’ di dermaga, kita juga akan melihat ‘display’ berbagai jenis makanan laut. Tak hanya ikan dalam segala bentuk ukuran dan warna, tapi juga cumi dan udang. Belum lagi aneka rumput laut seperti lawi-lawi yang biasa dijadikan ‘lalaban’ saat menyantap makanan laut tersebut.

Dalam pelelangan, pembeli tak dapat membeli ikan per ekor, tapi biasanya dalam hitungan kilogram, per tumpuk, atau bahkan per keranjang. Itu sebabnya kalau ingin menikmati ikan segar di Beba, sebaiknya datanglah beramai-ramai, karena kita bisa menikmati hidangan makanan laut yang berlimpah ruang dengan harga relatif lebih murah dibandingkan di kota. 

Beba Galesong yang ramai

Beba Galesong terletak di Dusun Beba, Desa Tamasayu, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. Posisinya ada di sebelah selatan Kota Makassar dengan jarak kurang lebih 20 km dari Anjungan Pantai Losari. Jika menggunakan mobil, kita dapat mencapai lokasi dalam waktu sekitar 1 jam. Diusulkan berangkat pada pukul 6 di pagi hari agar tidak terhadang macet.

Mirip dengan Kawasan Pasar Ikan Muara Angke di Jakarta Utara, di Beba Galesong ini kita bisa menemukan puluhan warung beratap terpal yang menawarkan jasa pengolahan makanan laut menjadi hidangan yang menggugah selera. Bumbunya pun sangat sederhana, karena begitu segarnya makanan laut di Beba ini, kita tak perlu bumbu terlalu banyak agar dapat merasakan kesegaran daging ikan dan ‘teman-temannya’ itu.

Setelah menyerahkan hasil belanjaan pada pemilik warung, kami pun duduk sambil turut menyiangi dan membersihkan lawi-lawi alias anggur laut yang kami beli. Bagi yang belum pernah melihat atau merasakan makanan yang satu ini, lawi-lawi mirip dengan anggur namun ukurannya jauh lebih kecil dan berwarna hijau. Itu sebabnya ia juga disebut anggur laut (sea grapes). Ketika dimakan, butiran-butirannya akan pecah saat digigit dan mengeluarkan cita rasa asin yang khas dari laut, benar-benar pas sebagai teman makan ikan, cumi, maupun udang. 

Menikmati sarapan ‘para dewa’

Cuaca panas dan sinar matahari yang cukup menyengat, tak menyurutkan semangat kami untuk ‘menyerbu’ masakan dari hasil belanja yang sudah terhidang di depan mata. Pukul 9 pagi memang belum saatnya untuk makan siang, ‘sarapan’ pagi ini benar-benar laksana sarapan para dewa. Delapan ekor ikan kakap putih/katamba sudah dibakar kering dengan aroma yang menari-nari di penciuman kami. 

Tak ketinggalan juga oseng cumi teropong (sotong), udang bakar, lawi-lawi segar, dan yang tak kalah istimewa, sayur buah kelor, makanan unik yang belum pernah kami coba sebelumnya. Cara makannya seperti menikmati edamame. Selain diberi pelengkap nasi, kami juga disuguhi berbagai jenis sambal, sambal dengan potongan cabe rawit dan tomat, serta sambal mangga yang super segar!

Hidangan ‘mewah’ ini ternyata juga ramah di kantong. Untuk membeli makanan laut dan jasa pengolahannya kami hanya perlu merogoh kocek Rp 200 ribu. Cukup membuat kami berlima yang datang bertandang, pulang dengan perut kenyang. Itu pun masih ada cukup banyak bahan makanan laut yang bisa kami bawa pulang. Sungguh pengalaman yang bikin kangen. 

Foto: Rilly I. Rosera

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Artikel Selanjutnya

Gruezi* Zurich!

Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan