Pemberian Antibiotik Harus Sesuai Aturan
Anissa Aryati | 3 Februari 2020
Anak-anak memang mudah terserang batuk pilek. Kadang disertai dengan dahak yang berwarna hijau kekuningan, kental, dan menyumbat pernapasan anak. Dalam kondisi ini sering kali orangtua merasa sudah saatnya anak membutuhkan antibiotik. Namun yang perlu diingat, pemberian antibiotik harus sesuai aturan.
Tak semua penyakit butuh antibiotik
Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Sementara penyakit yang tergolong penyakit infeksi virus seperti batuk pilek (selesma), influenza, dan diare tidak membutuhkan antibiotik.
Penyakit infeksi virus umumnya bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Yang dibutuhkan adalah stamina anak yang terus ditingkatkan agar dapat menghalau serangan virus tersebut. Penggunaan antibiotik yang sembarangan justru dapat meningkatkan risiko resisten antibiotik. Itu sebabnya pemberian antibiotik harus sesuai aturan.
Resisten antibiotik masalah serius
Saat terjadi infeksi bakteri, barulah dokter akan meresepkan antibiotik. Antibiotik bekerja dengan cara ‘melumpuhkan’ bakteri dan mempersulit perkembangbiakannya. Saat antibiotik dikonsumsi, beberapa bakteri akan mati dan sisanya masih bertahan. Jika penyakit tak kunjung sembuh, dokter biasanya akan memberikan antibiotik yang lebih kuat.
Penggunaan antibiotik yang tak sesuai atau dengan ‘dosis berlebih’, dapat menimbulkan resistensi antibiotik. Jadi, mereka yang mengalami resistensi dan mengalami penyakit infeksi bakteri yang cukup berat seperti pneumonia, TBC, gonorrhea, atau salmonellosis, akan sulit diobati dengan antibiotik karena sudah kebal. Resistensi antibiotik disebut juga resistensi antimikroba atau antimicrobial resistance (AMR).
Catatan pentingnya, pemberian antibiotik harus sesuai aturan. Jangan menganggap bahwa antibiotik adalah obat ‘dewa’ yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Konsultan:
dr. Purnawati Sujud Sp.A(K) dalam Seminar Resistensi Antibiotik, 14 November 2019.
