KESEHATAN KELUARGA

Penderita Diabetes Melitus (DM) Tipe 2 Semakin Meningkat

Penyakit ini memang semakin banyak ditemukan di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Apa yang bisa kita lakukan agar penderita Diabetes Melitus (DM) Tipe 2 ini tidak semakin meningkat?

Dr. Ika Fitriana, Sp.PD | 8 Mei 2020

Kondisi penyakit diabetes yang tidak terkontol akan menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti gangguan ginjal, penyakit jantung, kebutaan, dan kecacatan. Semua ini akan menambah beban, baik bagi pasien sendiri, maupun bagi negara. Kabar baiknya, penyakit ini bisa dicegah atau diperlambat kemunculannya. 

Jumlah penderita DM Tipe 2 semakin meningkat di Indonesia, hampir tiga kali lipat dari jumlah penderita di tahun 2000, yaitu 8,4 juta orang, dan diperkirakan akan menjadi 21,3 juta orang pada tahun 2030. Peningkatan ini termasuk paling pesat dibandingkan dengan negara lain, seperti Cina ataupun India.

Perubahan pola gaya hidup

Perubahan gaya hidup dan pesatnya urbanisasi turut menjadi faktor penyebab meningkatnya risiko penyakit diabetes. Pola diet berubah, menurunnya aktivitas fisik, obesitas, dan faktor lain seperti stres. Usia penderita baru diabetes di negara berkembang juga sedikit lebih muda, yaitu 45-64 tahun, dibandingkan dengan negara maju (64 tahun). 

Mengapa hal ini terjadi lebih banyak di negara berkembang? Penyebabnya antara lain pergeseran status gizi dari tingginya angka malnutrisi di masa kecil atau dalam kandungan, yang menyebabkan obesitas di masa dewasa. Hal ini sejalan dengan teori Barker yang menyatakan bayi-bayi yang kekurangan nutrisi di masa kehamilan, memiliki risiko mengidap penyakit degeneratif (penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes) lebih tinggi dan lebih dini. Itu sebabnya kini Indonesia terancam double burden yaitu menghadapi permasalahan malnutrisi di satu sisi, dan obesitas di sisi lain.  

Faktor risiko terjadinya DM Tipe 2

Sampai saat inim penyebab DM adalah multifaktoral, mulai dari lingkungan hingga genetik. Makin banyak faktor risiko yang dimiliki seseorang, maka akan semakin mudah pula ia mengidap penyakit ini. Berikut beberapa faktor risikonya: 

  • adanya riwayat diabetes pada keluarga
  • kegemukan
  • riwayat diabetes pada kehamilan
  • toleransi glukosa terganggu. Ini dapat diketahui dengan pemeriksaan kadar gula darah di laboratorium, biasanya dilakukan sebagai bagian dari penapisan atau medical check up
  • gaya hidup sedentary, atau tidak banyak bergerak.

Mungkinkah mencegah DM?

Gaya hidup aktif dan pola makan sehat masih menjadi cara ampuh pencegahan penyakit diabetes;

  • Pola makan sehat. Hindari makanan tinggi gula dan tinggi lemak serta menjaga berat badan tetap ideal.
  • Olahraga teratur. Olahraga dapat membuat hormon insulin bekerja lebih optimal dan mempertahankan berat badan berada pada rentang normal.
  • Melakukan medical check up. Semakin banyak faktor risiko sebaiknya lakukan penapisan lebih dini. Bagi mereka yang multirisiko, DM Tipe 2 dapat terjadi sebelum usia 30 tahun, bahkan makin banyak juga ditemukan pada anak dan remaja. Disarankan di usia 35 tahun untuk melakukan medical check up, pemeriksaan gula darah lengkap. Konsultasikan hasilnya dengan dokter.

Referensi:

  • Shaw, JE, Sicree RA, Zimmet, PZ. Global estimates of the prevalence of diabetes for 2010 and 2030. Diabetes Res Clin Pract 2010 Jan:87(1):4-14
  • Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Diabetes Melitus tipe II. Jakarta, Perkeni 2011.
  • Lindblom R, Ververis K, Tortorella, SM, et al. The early life origin theory in the development of cardiovascular disease and type 2 diabetes. Mol Biol Rep. 2015 Apr;42(4):791-1

 

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan