KESEHATAN ANAK

Remaja Putri Rentan Alami Nyeri Haid

Nyeri haid terkadang menimbulkan masalah, bahkan kadang menyebabkan remaja putri absen ke sekolah. Benarkah remaja putri rentan alami nyeri haid?

Dr. Med. Damar Prasmusinto, Sp.OG(K) | 8 Mei 2020

Vina akhirnya membawa anak gadisnya konsultasi ke dokter obgin, pasalnya saat sedang haid, putrinya Chitra (13 tahun), selalu merasa kesakitan. “Bahkan pernah suatu kali guru sekolahnya menghubungi saya karena Chitra pingsan di sekolah,” kata Vina. Apa yang menyebabkan remaja putri rentan alami nyeri haid?

Nyeri haid atau secara medis disebut dismenore adalah nyeri panggul bersiklus dan kronik yang berhubungan dengan menstruasi. Secara khas ditandai dengan; 

keluhan nyeri perut bawah kram yang terjadi beberapa saat sebelum dan/atau selama menstruasi biasanya muncul beberapa saat setelah menstruasi pertama, ketika ovulasi mulai teratur.

Dipandang sebelah mata

Dismenore diperkirakan merupakan kelainan ginekologis yang paling sering terjadi pada perempuan dengan angka kejadian berkisar 45-95%. Setidaknya ada 13% hingga 51% perempuan pernah tidak masuk kerja/sekolah minimal sekali karena dismenore dan 5-14% sering absen karena keluhan yang berat. Sehingga dismenore, terutama pada yang berat, sering dihubungkan dengan keterbatasan aktivitas dan absen dari pekerjaan atau sekolah.

Sayangnya, sering kali dismenore hanya dipandang sebelah mata oleh orang sekitar, keluarga, atasan atau guru, bahkan oleh si perempuan yang mengalaminya, sehingga penderita jarang mencari pertolongan medis. Faktor budaya dan adat istiadat memang berpengaruh atas pandangan orang terhadap dismenore.

Apa penyebab nyeri haid?

Dismenore umumnya dikelompokkan atas 2 kategori, yaitu primer dan sekunder.  

1. Dismenore primer, bila nyeri menstruasi tersebut tidak disertai kelainan organik.

  • biasanya muncul 6-12 bulan setelah menstruasi pertama
  • nyeri perut selama 8-72 jam dan berhubungan dengan keluarnya darah menstruasi pertama
  • disertai nyeri punggung, bokong, sakit kepala, bahkan diare, mual dan muntah
  • dismenore primer sering membaik dengan sendirinya saat perempuan tersebut memasuki umur 30 an atau hamil dan melahirkan.

2. Dismenore sekunder, biasanya muncul di usia 30-40 tahun

  • ditemukan kelainan organik, antara lain; endometriosis, mioma uteri, polip endometrium, dan radang panggul.
  • intensitas nyeri dan kekuatan nyerinya lebih terasa
  • timbul keluhan lain, misalnya nyeri saat berhubungan intim, menstruasi banyak, dan sebagainya.

Ada ahli yang berpendapat bahwa faktor kejiwaan, emosi, dan masalah psikologis, seperti kecemasan, ketidakstabilan emosi, atau cara pandang terhadap menstruasi, dapat menjadi sumber dismenore. Secara fisiologis, saat masa haid, rahim menghasilkan hormon prostaglandin yang berhubungan dengan kontraksi rahim dan berkurangnya suplai darah ke rahim (iskemia). Perempuan dengan dismenore yang berat mempunyai kadar prostaglandin yang lebih tinggi, terutama pada hari pertama dan kedua.

Berat ringannya dismenore juga berhubungan dengan durasi menstruasi, usia saat menstruasi pertama, kebiasaan merokok, obesitas, konsumsi alkohol, juga stres.

Terapi dismenore bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri. Pada awalnya dokter akan memberikan obat-obatan seperti parasetamol atau aspirin, jika tidak memberikan hasil, baru menggunakan penghilang rasa sakit yang lebih tinggi atau obat hormon. Namun demikian, ada yang berusaha mengurangi dismenore dengan cara non obat, seperti olahraga, mengonsumsi makanan rendah lemak, atau akupunktur. jIka remaja putri Anda rentan nyeri haid, segera konsultasikan ke dokter.

Referensi:

  • Proctor dan Farquhar. Diagnosis and management of dysmenorrhoea.  Br Med. J, 2006; 332:1134-38
  • Reddish. Dysmenorrhea. Australian Family Physician, 2006; 11: 842-49
Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan