ANAKKU SPESIAL

Pendidikan Seks bagi Anak Autistik

Pendidikan seks sering kali dipandang sebelah mata oleh orangtua, bahkan guru. Padahal pendidikan ini penting agar anak memahami tubuhnya dan apa batasan yang tidak boleh dilakukan oleh orang lain terhadap dirinya.

Desi Hariana | 11 Juli 2023

Anak autistik memandang lingkungannya dengan cara yang berbeda dengan anak yang nonautistik. Memang sulit untuk menjelaskan masalah seks pada anak, apalagi jika ia autistik. Mereka mungkin akan mengalami hambatan ketika berusaha memahami arti perilaku yang ‘pantas’ dan ‘tak pantas’. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dijelaskan sehubungan dengan pendidikan seks bagi anak autistik.

1. Bersikap proaktif

Penting bagi orangtua untuk mengajarkan anak mengenai pubertas sebelum tubuh mereka mengalami perubahan. Hal ini agar mereka tidak merasa ketakutan ketika hal tersebut terjadi.

2. Mengajari anak tentang tubuh mereka

Anak perlu diajak untuk memahami tubuh mereka sendiri sejak dini, bukan hanya mana tangan, mana kaki, tapi juga pemahaman mengenai alat kelamin dan bagaimana membersihkan serta menjaganya.

3. Mengajari arti privasi

Ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan anak di area publik, misalnya mengganti baju, dan mereka perlu menutup dan mengunci pintu kamar mandi kala akan buang air atau mandi.

4.  Memahami arti sentuhan

Anak kadang tidak memahami bahwa ada sentuhan yang baik dan ada juga yang buruk. Anda perlu menjelaskan pada anak mana sentuhan baik dan tidak, serta ajari juga bagamana mengatasi orang yang melakukan sentuhan buruk padanya.

5. Mengajari sambil mengerjakan sesuatu

Anak autistik umumnya sulit untuk menjaga kontak mata dan merasa rikuh berbicara mengenai hal yang sifatnya pribadi. Anda dapat mengajaknya berbicara mengenai hal-hal ini sambil melakukan aktivitas lain agar ia lebih merasa nyaman.

6. Teman pendamping

Anda dapat mencari teman yang dekat dengan anak yang nonautistik namun memiliki perhatian yang positif pada anak. Mintalah ia menjadi teman pendamping yang dapat menjelaskan pada anak mengenai bahasa, perilaku, atau gaya teman seusianya.

7. Memahami ketertarikan anak

Anak autistik juga mengalami ketertarikan pada lawan jenis di usia pubertas. Jika hal ini terjadi, Anda perlu memberinya penjelasan mengenai hubungan yang sehat dengan temannya dan tidak menyebabkan kesalahpahaman yang mengarah pada pelecehan atau bahkan kekerasan seksual.

8. Dorongan seksualitas

Saat memasuki usia pubertas, anak juga dapat mengalami dorongan seksual. Tak jarang orangtua menangkap basah anak sedang memuaskan dorongan seksualnya sendiri (masturbasi).

Mungkin di satu sisi Anda paham bahwa ia sedang dalam masa pubertas, namun di sisi lain Anda juga tak mau ia melakukan hal ini, terutama di area publik. Anda dapat mengajak anak berbicara bahwa hal tersebut tidak baik untuk dilakukan, dan untuk mengalihkan perhatian anak, ajak ia melakukan aktivitas yang cukup menguras tenaga, misalnya berolahraga.

Namun jika anak masih saja sulit untuk mengalihkan perhatiannya, setidaknya ingatkan ia untuk melakukannya di kamarnya sendiri.

Ingatlah bahwa setiap anak memiliki tingkat pemahaman yang berbeda, jadi tidak semua tip ini bisa diterapkan pada semua anak. Anda perlu melihat sampai tahap mana pemahaman anak dan tetap berkomunikasi dengannya menggunakan cara atau gaya bahasa yang ia pahami. Semua anak, bahkan anak autistik, juga memiliki hak akan informasi yang berhubungan dengan tubuh mereka sendiri.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan