KESEHATAN ANAK

Penggunaan Deterjen dan Kesehatan Kulit Bayi

Maraknya iklan deterjen sering membuat ibu kebingungan dalam memilih deterjen untuk bayi. Apa saja yang perlu diperhatikan tentang penggunaan deterjen dan kesehatan kulit bayi?

Desi Hariana | 17 Januari 2020

Jika dilihat secara struktural, kulit bayi yang lahir cukup bulan dan kulit orang dewasa tidak begitu berbeda. Namun secara umum, kulit bayi lebih tipis, rambut lebih jarang, dan halus, dengan ikatan antar sel yang lebih longgar. Selain itu, kulit bayi belum berfungsi sesempurna kulit orang dewasa. Perbedaan ini relatif meningkatkan risiko terjadinya reaksi iritasi. 

Secara umum, terdapat beberapa faktor yang dapat mengganggu kesehatan kulit bayi. Ada faktor internal, yakni kondisi alamiah kulit bayi yang biasanya dipengaruhi oleh faktor genetik. Juga ada faktor eksternal, antara lain;

  • Bahan iritan, baik alamiah (urin dan feses), maupun iritan luar (sabun atau deterjen), ditambah bahan-bahan lain misalnya pewangi, antibakterial, deodoran, dan lainnya. Walaupun bahan iritan dari produk pabrik ini lemah, namun dapat memicu reaksi sensitif pada individu yang peka.
  • Gesekan. Untuk itu, pilih pakaian yang tidak terlalu sempit dan terbuat dari bahan yang lembut serta tercuci bersih, bebas dari sisa deterjen.
  • Kelembaban. Gunakan produk perawatan kulit yang sesuai, dan hindari pajanan sinar matahari berlebihan, dan lain sebagainya.

Secara umum, bayi yang lahir dari keluarga dengan riwayat alergi (atopi), akan cenderung lebih sensitif dan lebih mudah mengalami reaksi iritasi. Atopi ditandai riwayat asma; sering bersin/pilek terutama pagi hari; dan eksim atopik.

Apa itu deterjen?

Deterjen (detergere = membersihkan) adalah campuran berbagai bahan turunan minyak bumi yang digunakan untuk membersihkan sesuatu. Dibanding sabun, deterjen mempunyai keunggulan, antara lain daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air. Bahan aktif utamanya disebut surfaktan (surface active agent). Surfaktan berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat meluruhkan kotoran.

Pada dasarnya sabun/deterjen merupakan bahan iritan meskipun tergolong iritan lemah. Oleh karena itu, deterjen dapat memicu gangguan kulit, bila tidak dibilas bersih. Untuk mengurangi risiko iritasi, saat ini juga sudah banyak diproduksi deterjen dengan bahan surfaktan khusus yang ‘ramah’ untuk kulit bayi.

Referensi:

  • Ardhie AM. Kulit Bayi & Perawatan Rutinnya. Jakarta, Yayasan Penerbitan IDI, 2009.
  • http://karyailmiahremaja.blogspot.com/p/bahan-kimia-dalam-rumah-tangga.html
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Deterjen
Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan