Penyebab dan Cara Mengatasi Gatal di Area Vagina
Desi Hariana | 15 Desember 2022
Gatal atau iritasi di area tubuh manapun tentunya akan membuat kita merasa tak nyaman. Apalagi jika ibu mengalami rasa gatal atau tak nyaman di vagina atau vulva (area labia). Walaupun sering kali hal ini tidak menimbulkan masalah yang terlalu serius, namun ibu juga perlu mengetahui penyebab dan cara mengatasi gatal di area vagina agar dapat segera mengatasinya.
Berikut adalah beberapa penyebab dan cara mengatasi gatal di area vagina:
1. Iritasi
Berbagai produk yang kita pergunakan sehari-hari untuk membersihkan diri maupun untuk kesehatan dapat bersentuhan dengan vagina dan vulva. Hal ini juga dapat menyebabkan reaksi seperti gatal, merah, atau perih. Penyebab iritasi antara lain:
- kandungan pada berbagai jenis sabun
- semprotan yang dipergunakan pada vagina
- kontrasepsi seperti kondom atau spermisida
- krim atau losion
- deterjen dan pelembut pakaian
- bahan pada tisu toilet
- kain pakaian dalam
- pembalut atau pantyliners yang mengandung pewangi.
Cara mengatasinya, ibu perlu mengenali produk mana yang menyebabkan iritasi, dan menghindarinya.
2. Infeksi jamur dan bakteri
Vagina merupakan ‘rumah’ bagi banyak mikroba baik. Namun jika terjadi ketidakseimbangan mikroba di vagina, ibu dapat mengalami infeksi vagina. Tanda-tanda infeksi jamur dan bakteri antara lain rasa gatal dan panas di vagina dan vulva, juga keputihan yang kental dan beraroma tidak sedap. Pada infeksi jamur bisa saja keputihannya tidak beraroma.
Sedang mengonsumsi obat antibiotik, mengalami stres, gangguan kesehatan seperti diabetes dan hormonal yang tidak seimbang, dapat menyebabkan infeksi jamur. Sedangkan infeksi bakteri disebabkan ketidakseimbangan jumlah bakteri baik dan jahat di vagina.
Cara mengatasinya, ibu perlu datang ke dokter untuk memastikan apakah infeksi vagina disebabkan oleh jamur atau bakteri. Dokter kemudian akan memberikan obat yang sesuai untuk mengatasi kondisi yang dialami ibu. Selain itu, ibu perlu memastikan untuk sering mengganti pakaian dalam dan pantyliners yang digunakan, juga membasuh area vagina dengan benar, yaitu dari depan ke belakang.
3. Kondisi gangguan pada kulit
Penyakit seperti psoriasis, dermatitis seboroik, folikulitis, dan lain sebainya, dapat menyebabkan rasa gatal di sekitar vulva. Cara mengatasinya, ibu perlu datang pada dokter kulit untuk memastikan penanganan yang tuntas dan menyeluruh.
Selain ketiga masalah yang umum tersebut, sering juga terjadi gatal dan iritasi di vagina akibat penyakit menular seksual seperti klamidia, gonorea, herpes, atau infeksi trikomonas. Hal yang sangat jarang terjadi adalah pertanda adanya kanker di area vulva.
Hal-hal yang perlu diwaspadai
Langkah yang ibu perlu lakukan setelah mengetahui penyebab dan cara mengatasi gatal di area vagina, adalah menghindari iritan dan melakukan pembersihan vagina menggunakan air hangat tanpa sabun. Namun jika dengan cara tersebut rasa gatal dan iritasi masih terasa, itu tandanya ibu perlu segera datang ke dokter.
Pertanda lain yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut:
- Muncul jerawat atau bisul di area vulva.
- Rasa sakit, kemerahan, dan pembengkakakn di area vagina.
- Sulit atau sakit saat berkemih.
- Keputihan yang berwarna seperti susu atau keabuan dengan aroma yang tidak sedap.
- Rasa tak nyaman kala berhubungan intim.
Saat melakukan kunjungan ke dokter kulit dan kelamin, kemungkinan dokter juga dapat melakukan pemeriksaan dalam atau melihat kondisi saluran vagina. Pengobatan tentunya akan diberikan berdasarkan penyebab yang ditemukan setelah melakukan beberapa tes. Jagalah selalu kesehatan area vagina Anda.
Referensi: