Penyebab Janin Tak Berkembang
dr. Andon Hestiantoro, Sp.OG(K) | 18 Juni 2020
Banyak hal yang dapat menyebabkan janin tak berkembang sehingga terjadi keguguran, berikut diantaranya;
1. Janin tak berkembang akibat kelainan kromosom pada saat berlangsungnya proses pembuahan. Akibatnya, embrio yang terbentuk tidak sempurna dan akhirnya dikeluarkan oleh tubuh.
2. Kelainan pada ibu, seperti pada sistem hormonal (hormon prolaktin yang terlalu tinggi atau progesteron yang terlalu rendah), sistem kekebalan tubuh, infeksi menahun dan penyakit berat yang diderita ibu hamil.
3. Usia kedua orangtua. Semakin tua usia ayah atau ibu, kemungkinan terjadinya kelainan dalam kehamilan pun akan lebih tinggi.
4. Kelainan pada rahim yang paling sering terjadi adalah adanya miom (tumor jaringan otot) yang dapat mengganggu pertumbuhan embrio. Kelainan yang lain adalah rahim terlalu lemah sehingga tidak mampu menahan berat janin yang sedang berkembang. Kehamilan pada rahim yang terlalu lemah biasanya hanya mampu bertahan di trimester pertama.
5. Penyebab lainnya adalah infeksi, seperti terkena virus TORCH (toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, & herpes simplex), HIV (human immonudeficiency virus), Hepatitis dan sebagainya.
6. Selain beberapa hal di atas, kondisi janin tak berkembang atau keguguran juga dapat diakibatkan oleh gaya hidup buruk seperti merokok, minum minuman keras, berat badan berlebih (obesitas) atau justru kurang, juga dapat mengganggu hormon selama masa kehamilan.
Keguguran dan klasifikasi berdasarkan waktu terjadinya
Keguguran dapat diklasifikasikan menjadi:
- keguguran preembrionik (terjadi di bawah usia kehamilan 6 minggu)
- keguguran embrionik (usia kehamilan 6-8 minggu)
- keguguran janin (usia kehamilan 8-12 minggu)
- keguguran janin lanjut (terjadi di usia kehamilan 12-24 minggu).
Catatan tentang keguguran
Saat terjadi keguguran, tidak diperlukan pengobatan khusus. Hal yang perlu dicatat, wanita yang mengalami keguguran 2-3 kali berturut-turut maka memiliki kecenderungan untuk mengalami keguguran lagi pada kehamilan berikutnya.
Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menelusuri penyebabnya. Apakah ada kemungkinan masalah genetik atau kelainan lain seperti sindrom APS (polyendocrine deficiency syndrome) atau trombofilia (sindrom darah kental).