KESEHATAN IBU

Penyebab Nyeri Haid

Jangan sepelekan gangguan nyeri haid, bisa jadi hal itu pertanda ada sesuatu yang serius. Kenali dan atasi penyebab nyeri haid yang sering dirasakan.

Dyah Soekasto | 21 Februari 2020

Nyeri haid atau secara medis disebut dismenore adalah nyeri panggul saat datangnya siklus menstruasi. Secara khas ditandai dengan nyeri perut bagian bawah atau kram yang terjadi beberapa saat sebelum dan/atau selama menstruasi. 

Angka kejadan dismenore cukup tinggi, antara 45-95% perempuan di dunia pernah atau sering mengalaminya. Tigabelas sampai 51% perempuan pernah tidak masuk kerja/sekolah karena dismenore dan 5-14% sering absen karena keluhannya berat. Hal ini membuat nyeri haid (terutama yang berat) dianggap menyebabkan keterbatasan aktivitas dan absen dari pekerjaan atau sekolah.

Primer atau sekunder?

Sayangnya, dismenore sering hanya dipandang sebelah mata oleh perempuan yang mengalaminya, atau keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Sehingga jarang ada yang ingin tahu penyebab nyeri haid ini dan mencari pertolongan medis untuk mengatasinya. Faktor budaya dan adat istiadat juga berpengaruh atas pandangan orang terhadap dismenore.

Dismenore umumnya dikelompokkan atas dua kategori, yaitu primer dan sekunder;

Dismenore primer: bila nyeri haid tidak disertai kelainan organik (kelainan organ tubuh). Biasanya muncul 6 -12 bulan setelah haid pertama. Nyeri perut biasanya terjadi selama 8 - 72 jam dan berhubungan dengan keluarnya darah haid pertama. Kadang disertai nyeri punggung, bokong, sakit kepala, bahkan juga diare, mual dan muntah.

Dismenore sekunder: bila ditemukan kelainan organik, misalnya endometriosis, mioma uteri, polip endometrium, dan radang panggul. Biasanya muncul di usia 30-40 tahun. Ada perbedaan pada intensitas ras sakitnya. Bisa juga timbul keluhan lain seperti nyeri saat berhubungan atau pendarahan setelah berhubungan, darah menstruasi yang banyak,  tergantung kelainan organik yang menyertainya.

Penyebab nyeri haid

Walaupun orang sering mengatakan bahwa dismenore disebabkan faktor kejiwaan atau masalah emosi, namun secara fisiologis, penyebab nyeri haid ini berhubungan dengan produksi zat prostaglandin oleh rahim saat haid. Prostaglandin menyebabkan kontraksi rahim dan berkurangnya suplai darah ke rahim (iskemia). Perempuan dengan dismenore berat memiliki kadar prostaglandin yang lebih tinggi, terutama pada hari pertama dan kedua haid.

Berat ringannya dismenore berhubungan dengan lamanya menstruasi, usia haid pertama yang sangat muda, merokok, obesitas dan konsumsi alkohol. Stres yang tinggi juga disebut memiliki andil sebagai penyebab nyeri haid yang berat. Dismenore primer sering membaik dengan sendirinya saat penderita memasuki usia 30-an, atau sesudah hamil dan melahirkan.

Bagaimana terapinya?

Terapi dismenore bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri. Bisa dengan menstabilkan emosi dan jiwa, atau menggunakan obat-obatan yang dapat menghambat prostaglandin seperti parasetamol, aspirin, atau antiradang non steroid (NSAID). Dapat pula dengan memberikan obat hormon untuk mencegah ovulasi, misalnya pil kontrasepsi.

Pada awalnya, dokter akan memberikan obat-obatan seperti parasetamol atau aspirin untuk mengatasi gejala, jika kurang berpengaruh, baru diresepkan penggunaan NSAID atau hormon. Pilihan lain adalah dengan rutin berolahraga, konsumsi makanan rendah lemak, atau akupunktur. 

Bila penyebab nyeri haid adalah dismenore sekunder, maka perlu lebih dicermati, konsultasikan dengan dokter spesialis kandungan untuk mendapat penanganan lebih baik.

Referensi:

  • Proctor dan Farquhar. Diagnosis and management of dysmenorrhoea.  Br Med. J, 2006; 332:1134-38
  • Reddish. Dysmenorrhea. Australian Family Physician, 2006; 11: 842-49
Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan