Peran Bermain dalam Mengasah Kecerdasan Anak
Desi Hariana | 18 April 2023
Sesungguhnya, bermain merupakan sentral dari proses belajar dan perkembangan anak. Bermain memberikan pengalaman sensori yang berbeda-beda pada anak. Bentuk bermain juga banyak pilihannya, mulai dari yang terstruktur, tidak terstruktur, bermain dalam maupun luar ruang, sendiri atau berkelompok, kerajinan tangan, bermain kreatif, dan lain sebagainya.
Saat anak mendapatkan pengalaman bermain yang variatif, maka besar pula pengaruhnya bagi berbagai aspek perkembangan dan pembelajaran anak, mulai dari fisik, sosial, emosional, hingga kemampuan berimajinasi.
Pentingnya peran bermain dalam perkembangan kecerdasan anak
Orangtua pada umumnya sadar bahwa bermain itu penting bagi perkembangan anak, namun jarang mengaitkannya dengan proses belajar. Padahal, berdasarkan berbagai penelitian, bermain justru merupakan proses belajar penting bagi anak. Ia belajar melalui hal-hal yang dialaminya saat bermain. Oleh karena itu, jangan anggap remah fungsi bermain, terutama bagi anak usia balita.
Berikut adalah manfaat atau peran bermain dalam mengasah kecerdasan anak:
1. Menstimulasi perkembangan otak lebih dini
Ketika lahir, bayi sudah ‘dilengkapi’ dengan koneksi antar sel otak (sinaps) yang jumlahnya sangat banyak. Ini merupakan modal anak untuk menerima informasi dari sekitarnya. Lingkungan yang menyediakan kesempatan pada anak untuk bermain secara bervariasi, membentuk dasar pengalaman yang kuat untuk masa depannya. Kurang bermain dapat menyebabkan koneksi antar neuron itu kemudian hilang.
2. Meningkatkan kecerdasan
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Arkansas, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa anak bermain secara reguler sejak dini, dapat meningkatkan IQ-nya di usia 3 tahun. Psikolog bernama Edward Fisher bahkan telah melakukan 46 penelitian terkait bermain. Kesimpulan yang ia dapat, bermain meningkatkan kemampuan kognitif, linguistik, dan sosial.
3. Melatih cara berpikir kreatif
Kreativitas sangat terkait dengan cara berpikir divergen, yaitu proses berpikir yang mengeksplorasi berbagai solusi dan memunculkan ide baru. Free play atau bermain secara bebas (terutama imajinatif), memberikan kontribusi yang cukup besar pada cara berpikir tersebut.
Free play atau bermain sendiri adalah sebuah bentuk bermain tak terstruktur yang mendorong anak untuk mendesain cara bermainnya sendiri. Dalam bermain, anak terdorong untuk memikirkan skenario apa yang ingin ia jalankan, di sinilah proses kreatif terjadi.
4. Memperbaiki komunikasi, kosa kata, dan bahasa
Sebuah penelitian memperhatikan bayi yang diberi kesempatan bermain dengan mainan, ibu umumnya akan merespons dengan ikut bermain sambil mengajaknya bicara. Tiga bulan kemudian, setelah dilakukan pengetesan, ternyata bayi-bayi tersebut memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik dibandingkan yang seusianya.
Penelitian lain juga membuktikan bahwa berrmain secara sosial, terutama bermain peran, dapat menjadi faktor penentu dalam kemampuan membaca, bahasa, dan menulis pada anak. Saat bermain, mereka saling berinteraksi melatih kosa kata baru, belajar memahami orang lain, serta membuat kesepakatan.
5. Kemampuan mengontrol dorongan dan regulasi emosi
Salah satu keterampilan utama bagi anak agar siap sekolah. Kemampuan ini membuat anak mampu disuruh menunggu giliran, tidak merebut barang yang sedang dipergunakan teman, dan tahan melakukan aktivitas yang menantang.
Regulasi emosi tak hanya esensial untuk kesuksesan akademik, namun juga dalam aspek psikososial anak yang menjadi penentu kesuksesannya bersosialisasi. Anak yang memiliki kontrol emosi baik saat prasekolah akan lebih mungkin menjadi orang yang disukai dan juga kompeten secara sosial.
6. Menumbuhkan kompetensi sosial dan empati
Bermain secara tak terstruktur dengan orang lain, termasuk orangtua, kakak, atau teman sebaya, merupakan kesempatan penting bagi anak untuk mengasah keterampilan sosialnya. Anak yang sering bermain terlihat lebih bahagia, mampu menyesuaikan diri, kooperatif, dan lebih popular di antara teman-temannya. Mereka juga memiliki rasa empati yang lebih tinggi, yaitu pemahaman yang lebih baik tentang perasaan maupun pemikiran orang lain.
Selain keenam manfaat bermain tersebut, masih ada juga manfaat lainnya, yaitu anak menjadi lebih sehat secara mental dan fisik, mengajarkan mereka pengalaman hidup, serta memperkuat hubungan dengan orangtua serta teman-temannya.
Yang perlu diingat adalah, sesuaikan bentuk permainan dengan usia anak agar tidak membuatnya frustrasi. Sebisa mungkin, temanilah anak bermain secara aktif atau ikut berinteraksi dengannya, tidak hanya hadir secara fisik namun asyik dengan gawai sendiri, ya. Selamat bermain!
Referensi: