PASANGAN BAHAGIA

Perasaan Bersalah Ibu Bekerja

Bekerja tak harus memunculkan rasa bersalah selama ibu bisa menyikapinya dengan adil dan menjaga hubungan komunikasi setiap saat. Hilangkan perasaan bersalah ibu bekerja.

Anissa Aryati | 2 Desember 2019

Terkadang ibu memiliki banyak pertimbangan ketika memutuskan untuk bekerja di kantor. Biasanya selain karena ingin memperkuat ekonomi keluarga, juga menemukan eksistensi diri sebagai individu yang bermanfaat untuk masyarakat. Menjadi perempuan yang memiliki karir memang ada sisi postitifnya, namun kadang juga memunculkan perasaan bersalah ibu bekerja. 

Kondisi ini tentunya tak bisa dibiarkan berlarut-larut agar tak memengaruhi kinerja, juga hubungan dengan keluarga.

Memperoleh dukungan keluarga 

Dukungan dari keluarga adalah salah satu elemen penting yang dapat membantu ibu untuk lebih tenang dan fokus dalam pekerjaan. Dalam hal ini orang-orang terdekat seperti suami, ibu, saudara atau anggota keluarga lainnya perlu tahu tujuan ibu bekerja. Dukungan dari orang-orang tercinta yang bersifat emosional akan sangat membantu meringankan perasaan bersalah ibu bekerja, terutama ketika mengalami hal-hal tak menyenangkan di kantor atau ketika semangat ibu menurun.

Dukungan lain adalah dukungan yang bersifat instrumental, yaitu dukungan orang-orang di luar keluarga inti. Dukungan bisa datang dari pengasuh anak dan asisten rumah tangga. Dalam hal ini ibu perlu membina hubungan yang baik agar mereka siap membantu mengerjakan tugas-tugas domestik, termasuk membantu mengasuh anak. Kerjasama juga perlu ibu perluas dengan para guru di sekolah anak untuk memonitor perkembangan anak. 

Selalu ada waktu buat keluarga

Jadikanlah waktu berkualitas bersama keluarga sebagai kebiasaan positif. Sebelum berangkat dan pulang kerja selalu sisihkan waktu untuk berkomunikasi dengan keluarga. Dalam hal ini ibu juga dapat memanfaatkan teknologi untuk berkomunikasi. Ibu bisa berkomunikasi dengan saling berkirim pesan, chat atau telpon dengan anak maupun suami pada saat jam istirahat atau ada waktu senggang. Berkomunikasi dengan anak dan suami tidak hanya bersifat satu arah (menanyai anak) tetapi juga bersifat 2 arah (saling jawab, bertanya, dan menjelaskan). 

Apabila berbagai kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik dan komunikasi tetap berjalan, maka kondisi ibu yang bekerja di luar rumah tidak akan berpengaruh pada hubungannya dengan keluarga. Begitu pun ketika hari libur, pastikan mengisi libur tersebut bersama keluarga dengan berbagai kegiatan yang menarik seperti menonton TV, memasak, makan bersama dan lainnya. Niscaya apabila ibu memiliki dukungan yang kuat dari keluarga dan selalu menyisihkan waktu untuk keluarga, perasaan bersalah ibu bekerja di luar rumah pun akan hilang dengan sendirinya.

Konsultan: 

Dr. Artiawati, Psikolog

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan