KESEHATAN IBU

Perawatan Tradisional Pascapersalinan

Kebiasaan melakukan perawatan tradisional pascapersalinan ternyata masih dilakukan sebagian masyarakat, mulai dari minum jamu, hingga menempelkan ramuan di pelipis dan perut.

Dr. med. Damar Prasmusinto, Sp.OG(K) | 20 Agutus 2020

“Dok, usai melahirkan saya diberi sepaket ramuan tradisional oleh ibu saya. Ada yang diminum dan ada yang dibalurkan ke perut, serta diminta mengenakan setagen. Apakah minum jamu dan menggunakan setagen buat saya yang melahirkan secara Caesar aman, Dok?”

Begitulah pertanyaan salah seorang ibu ketika berkonsultasi ke ruang praktek dokter obgin. Intinya adalah ia merasa khawatir apakan minum jamu sebagi bagian dari perawatan tradisional pascakelahiran (apalagi secara Caesar) itu aman baginya? Belum lagi sederet perawatan lainnya. Berikut penjelasannya.

Efek samping yang belum diketahui

Pemberian jamu, menjalani akupuntur, pijat, totok, dan sebagainya, digolongkan sebagai pengobatan komplemen atau alternatif dalam dunia kedokteran moderen. Menurut pengertiannya, pengobatan komplemen adalah cara mendiagnosis dan mengobati yang digunakan bersamaan dengan cara pengobatan konvensional. Contoh yang sederhana untuk pengobatan ini adalah pemberian aromaterapi untuk mengurangi rasa nyeri pascaoperasi.

Satu hal yang perlu diketahui, banyak cara pengobatan komplemen atau alternatif tidak dapat dijelaskan mekanisme pengobatannya secara konvensional. Artinya, di situ ada potensi dapat menimbulkan efek samping pengobatan yang belum diketahui. 

Salah satu praktek pengobatan tradisional untuk ibu sehabis bersalin yang banyak dikenal oleh etnis Melayu adalah berdiang, madeueng, ratus, dsb. Cara pengobatan ini dipercaya membantu proses pemulihan setelah bersalin dan dapat mengurangi kelebihan lemak di sekitar perut karena hamil. 

Secara umum, ibu duduk di depan bara api paling tidak selama satu jam. Panas yang umumnya berasal dari arang memancar ke perut ibu. Proses ini berlangsung 1 - 6 minggu pascakelahiran dengan satu atau dua sesi sehari. 

Bagaimana cara ini dapat memulihkan ibu yang baru melahirkan, sebetulnya tidak diketahui. Namun bila merujuk pada caranya, serupa dengan melakukan sauna. Kemungkinkan peningkatan suhu tubuh meningkatkan metabolisme, dengan mengeluarkan keringat dan membakar lemak tubuh. 

Kelemahan dari cara pengobatan ini adalah tidak adanya petunjuk yang baku tentang pelaksanaannya. Misalkan saja pada teknik berdiang di atas dapat saja menimbulkan risiko ibu berlebihan mengisap asap yang justru membahayakan paru-paru.

Diperlukan kehati-hatian

Dalam melakukan perawatan tradisional pascapersalinan, terutama untuk penggunaan jamu-jamuan, beberapa diantaranya sudah melalui uji verifikasi ilmiah dan terbukti dapat mengobati penyakit tertentu. Bahkan sudah diproduksi masal dalam bentuk kapsul atau tablet. 

Namun beberapa ahli kesehatan di dunia barat tetap tidak menganjurkan penggunaannya bagi ibu hamil atau yang sedang menyusui. Kalaupun ibu memutuskan melakukan perawatan tradisional pascapersalinan, pastikan produk sudah memiliki melewati BPOM RI (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia).

Jadi, untuk menjawab pertanyaan ibu mengenai boleh atau tidaknya melakukan perawatan tradisional pascapersalinan, secara medis memang tidak dianjurkan. Namun, selama ibu meyakini manfaat dan menjaga kualitas bahan serta teknik yang dilakukan, tidak mengapa jika memang ingin dilakukan. 

Tetap berhati-hati saat melakukannya. Misalnya tapel untuk perut, atau penggunaan setagen, gunakan bahan yang bersih dan setelah luka operasi Caesar sembuh/ kering benar. Begitu pula untuk jamu-jamuan, pastikan jamu direbus dengan matang, sehingga mengurangi risiko penyakit. Hindari pemijatan di daerah perut, juga jangan gunakan obat tradisonal untuk mempercepat proses perdarahan pascapersalinan.

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan