KESEHATAN KELUARGA

Periode Inkubasi dan Gejala COVID-19

Wabah pandemi COVID-19 menyedot perhatian dunia. Dengan tingkat penyebaran yang luar biasa cepat, penyakit ini telah menyebabkan kepanikan global. Sebagai pencegahan, kenali periode inkubasi dan gejala COVID-19.

Dyah Soekasto | 17 Maret 2020

COVID-19 saat ini seakan menjadi ‘monster’ yang menakutkan dan menghebohkan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Jumlah pasien positif COVID-19 di Indonesia per 17 Maret 2020 adalah 172 kasus. Salah satunya adalah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi positif terkena COVID-19. Sejumlah 9 orang dinyatakan telah sembuh dan 5 orang meninggal dunia.

Periode inkubasi

Periode inkubasi COVID-19 menurut laman resmi CDC (Centers for Disease Control and Prevention) diperkirakan selama empat hari dengan kisaran dua hingga tujuh hari. Beberapa penelitian memperkirakan periode inkubasi, terutama berdasarkan pengalaman virus corona sebelumnya seperti MERS-CoV dan SARS-CoV adalah dua hingga 14 hari. 

Itu sebabnya jika ada yang merasakan beberapa gejala seperti demam, bersin, atau batuk, sebaiknya mengisolasi diri di rumah selama 14 hari. Kecuali jika gejala memburuk, segera menghubungi rumah sakit rujukan untuk diperiksa lebih menyeluruh.  

Gejala COVID-19 yang sering muncul

Tanda dan gejala pasien yang dilaporkan dirawat di rumah sakit adalah demam (44% pasien) saat masuk ke rumah sakit, dan berkembang menjadi 89% pasien selama dirawat di rumah sakit. Gejala lain yang jarang dilaporkan antara lain sakit tenggorokan, sakit kepala, batuk dengan produksi dahak dan/atau hemoptisis (keluar darah dari mulut).

Beberapa pasien juga mengalami diare dan mual sebelum demam muncul atau gejala pada saluran pernapasan. Demam yang dialami oleh pasien COVID-19 juga belum dapat dipahami sepenuhnya. Dengan kata lain, pola demam pada pasien COVID-19 juga tidak sama. 

Setelaha memahami periode inkubasi dan gejala COVID-19, kita harus semakin waspada. Apalagi kini diketahui bahwa orang yang terinfeksi positif virus SARS-CoV-2 ini, bisa saja tak menunjukkan gejala (asymptomatic), sehingga ia dapat dengan mudah menulari orang lain karena merasa sehat.

Mari kita selalu menjalankan anjuran untuk menjaga jarak atau menjauhi kerumunan (social distancing), selalu rajin mencuci tangan dengan air dan sabun (bisa juga dengan hand sanitizer beralkohol), mengenakan masker saat sakit. Lebih baik lagi jika tinggal di rumah untuk sementara waktu.  

Referensi:

  • https://www.webmd.com/lung/news/20200228/preparing-for-coronavirus-dos-and-donts
  • https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/about/prevention.html
Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan