Perlukah Khawatir Jika Kelopak Mata Berkedut
Desi Hariana | 23 Maret 2022
Kelopak mata berkedut atau disebut juga myokymia, adalah gerakan berulang pada kelopak mata yang tak bisa dikontrol. Kedutan umumnya terjadi di kelopak mata bagian atas, tapi bisa juga terjadi di bagian atas dan bawah kelopak mata. Ada yang merasakan kedutan seperti ditarik-tarik perlahan, ada juga yang terjadi cukup kuat hingga kelopak mata dapat menutup total. Kedutan dapat terjadi setiap beberapa detik sekali dan bisa berlangsung satu hingga dua menit.
Perlukah kita khawatir jika kelopak mata berkedut?
Beberapa penyebab kelopak mata berkedut
Kedutan pada kelopak mata dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
- iritasi mata, ketegangan, atau abrasi kornea
- terkena iritan lingkungan seperti angin, cahaya terang, hingga polusi udara
- kelelahan atau kurang tidur
- stres
- efek samping pemakaian alkohol, tembakau, atau kafein
- mata kering
- efek samping obat-obatan
- sensitivitas pada cahaya
- uveitis (pembengkakan di lapisan tengah mata)
- blepharitis (radang di kelopak mata)
- konjungtivitis (mata merah)
- migrain.
Anda perlu khawatir jika kelopak mata berkedut seperti ini
Kebanyakan kedutan pada kelopak mata akan hilang dengan sendirinya, tanpa perlu perawatan medis. Namun, beberapa orang dapat mengalami kedutan sepanjang hari dan dapat berlangsung dalam hitungan minggu, bahkan bulan. Jika kedutan pada kelopak mata tidak juga pergi, bahkan mengganggu penglihatan, sebaiknya segera periksakan diri Anda ke dokter.
Tanda-tanda kelopak mata berkedut yang perlu dikhawatirkan:
- Terjadi lebih dari seminggu
- Saat kedutan terjadi, kelopak mata dapat tertutup total
- Kedutan terjadi juga di area wajah yang lain
- Mata merah, bengkak, atau mengeluarkan cairan
- Kelopak mata bagian atas terlihat menurun (drooping).
Jika dokter atau dokter mata Anda mencurigai adanya gangguan otak atau saraf, Anda akan direkomendasikan untuk berkonsultasi dengan ahli saraf/neurolog.
Kondisi kesehatan serius dengan gejala kelopak mata berkedut
Walaupun kondisi ini jarang terjadi, namun kelopak mata berkedut juga dapat menjadi gejala dari adanya gangguan otak atau saraf yang serius. Namun selain kelopak mata berkedut, biasanya juga dibarengi dengan gejala lainnya.
Gangguan otak dan saraf serius yang bergejala kelopak mata berkedut, antara lain:
- Bell’s Palsy, kondisi yang menyebabkan salah satu bagian wajah menurun.
- Distonia, menyebabkan kejang otot dan membuat beberapa bagian tubuh terpuntir atau tertarik.
- Distonia servikal (spasmodic torticollis), menyebabkan leher mengalami kejang dan kepala terpuntir tak nyaman.
- Multiple sclerosis, menyerang susunan saraf pusat dan mengakibatkan gangguan pada kemampuan koginif dan gerak, kelelahan, serta kedutan kelopak mata.
- Penyakit Parkinson, dapat menyebabkan anggota tubuh tremor (bergerak-gerak di luar kontrol), otot kaku, gangguan keseimbangan, dan kesulitan berbicara.
- Sindrom Tourette, karakter utamanya berhubungan dengan gerakan yang di luar kontrol dan tic verbal (mengeluarkan suara yang juga di luar kontrol).
Mengatasi kelopak mata berkedut yang ringan
Jika mata berkedut yang Anda alami termasuk ringan dan muncul sesekali, coba lakukan hal berikut:
- Mengurangi minuman berkafein.
- Tidur cukup.
- Menghindari mata kering dengan berkedip secara teratur, atau menggunakan tetes mata untuk melubrikasi permukaan mata.
- Melakukan kompres mata hangat di kelopak mata ketika kedutan terjadi.
Jika cara-cara ini pun tak dapat mengatasi kelopak mata berkedut yang Anda alami, berkonsultasi ke dokter sangat disarankan. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan menentukan intervensi yang diperlukan, biasanya pasien akan diberi terapi antibiotik, disarankan untuk menjalani pembedahan, dan tindakan medis lainnya, tergantung dari penyebab kedutan tersebut.
Jadi, kelopak mata berkedut memang dapat merupakan gejala penyakit serius. Namun sebagian besar kasus tidak perlu Anda khawatirkan.
Referensi: