KESEHATAN KELUARGA

Persiapan Transfusi Darah

Transfusi darah dilakukan untuk menyelamatkan nyawa orang yang kehilangan banyak darah atau membutuhkan berbagai komponen darah akibat penyakitnya. Berikut penjelasan mengenai tata cara persiapan transfusi darah.

Anissa Aryati | 24 April 2021

Ada banyak kondisi yang dapat terjadi pada seseorang dan perlu segera dilakukan tindakan transfusi darah, misalnya ketika mengalami kecelakaan, saat menjalani pembedahan, atau jika memiliki penyakit gangguan darah seperti anemia. Namun yang perlu diperhatikan adalah prosedur serta persiapan transfusi darah agar bisa berjalan lancar.

Prosedur transfusi

Transfusi darah merupakan prosedur dimana darah atau komponen darah dipindahkan dari donor pada resipien (penerima) melalui pembuluh darah. Komponen darah yang bisa dilakukan pada proses transfusi darah meliputi cryoprecipitate, platelets, plasma selaku pembawa nutrisi serta sel darah merah yang mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh.

Sebelum dilakukan transfusi darah, resipien atau pasien akan memperoleh penjelasan dari dokter seputar tata cara transfusi darah dan terutama juga risikonya. Dalam hal ini dokter memberikan kesempatan bertanya untuk informasi yang kurang jelas. Selanjutnya pasien atau keluarganya akan diminta untuk mengisi formulir persetujuan transfusi darah yang menandakan bahwa resipien telah memahami baik tata cara maupun risiko prosedur tersebut.

Pengetesan kesesuaian golongan darah

Ada dua tes penting yang berhubungan dengan transfusi darah yaitu blood typing dan cross matching. Berikut penjelasannya:

1. Blood typing merupakan tes yang dilakukan untuk mengetahui jenis darah. Dalam prosedur ini perawat atau petugas medis akan mengambil contoh darah dari ujung jari untuk mengetahui jenisnya. Prosedur ini biasanya berlangsung cepat dan umumnya hanya sedikit meninggalkan rasa sakit. Jenis golongan darah yang ditransfusikan bisa masuk ke dalam golongan A, B, AB maupun O yang masih terbagi lagi adalam kategori (rhesus) positif atau negatif.

2. Cross matching adalah tes untuk memastikan kesesuaian darah. Dalam tes ini petugas bank darah akan mencampurkan sedikit contoh darah dari pendonor dan penerima donor untuk melihat kesesuaiannya.

Selain kedua tes tersebut, saat ini juga sudah dilakukan tes untuk memastikan bahwa pendonor tidak memiliki penyakit berbahaya seperti HIV (human immunodeficiency syndrome).

Beberapa penyakit gangguan darah

Selain kecelakaan yang menimbulkan luka terbuka, atau tindakan pembedahan, mereka yang mengalami penyakit gangguan darah juga termasuk para resipien transfusi darah. Berapa penyakit yang erat kaitannya dengan kebutuhan akan transfusi darah diantaranya adalah penyakit anemia, hemofilia, dan pasien yang menempuh prosedur kemoterapi sehingga memengaruhi produksi sel darahnya.

Mendonorkan darah adalah sebuah aksi kemanusiaan. Ketersediaan darah di bank darah atau PMI (Palang Merah Indonesia) sering kali tidak atau kurang mencukupi permintaan, sehingga dibutuhkan pasokan darah yang lebih banyak dari pendonor. Oleh karena itu, sangat diimbau bagi orang dewasa yang memenuhi kriteria sehat, berat badan normal, tidak memiliki penyakit menular berbahaya, dengan tekanan darah normal, untuk mendonorkan darahnya secara berkala.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan