Pertanda Gangguan pada Jantung
Desi Hariana | 22 Februari 2022
Tak semua gangguan pada jantung menunjukkan gejala seperti di film-film yang kita tonton, sakit di area dada sebelah kiri, lalu jatuh pingsan. Beberapa pertanda gangguan jantung bahkan tidak terjadi di area dada, bahkan kadang sulit untuk menentukan ada tidaknya gangguan kecuali dengan melakukan pemeriksaan medis secara menyeluruh.
Gangguan pada jantung mencakup beberapa penyakit jantung, seperti:
- penyakit pembuluh darah, seperti arteri koroner
- masalah irama jantung (aritmia)
- penyakit jantung bawaan (cacat jantung sejak lahir)
- gangguan pada katup jantung
- gangguan pada otot jantung
- infeksi jantung.
Beberapa pertanda yang perlu diwaspadai
Setiap gangguan jantung memiliki pertanda atau gejala yang spesifik dan perlu pemeriksaan lebih lanjut. Beberapa pertanda gangguan jantung yang perlu diwaspadai:
1. Rasa tak nyaman di area dada
Ini merupakan pertanda umum kemungkinan terjadinya gangguan jantung. Jika Anda mengalami arteri yang tersumbat atau menyempit, begitu juga jika akan terjadi serangan jantung, dada terasa sakit, kencang, atau ada tekanan. Dapat terasa selama beberapa menit, bisa muncul saat Anda istirahat atau melakukan aktivitas fisik.
2. Mual, gangguan cerna, gangguan lambung, atau sakit perut.
Perempuan lebih banyak mengeluhkan hal ini dibandingkan pria kala mengalami gangguan jantung. Tentu saja, gejala-gejala tersebut bisa jadi hanya merupakan pertanda pencernaan Anda yang bermasalah. Namun yang perlu dicatat bahwa gejala-gejala ini juga dapat muncul saat terjadinya serangan jantung.
3. Rasa sakit yang menyebar ke lengan
Pertanda klasik gejala gangguan jantung lainnya adalah rasa sakit yang terasa di area tubuh sebelah kiri.
4. Pusing atau ‘kliyengan’
Banyak hal yang dapat menyebabkan Anda kehilangan keseimbangan atau merasa akan pingsan satu ketika. Mungkin penyebabnya karena kurang asupan kalori, atau juga berdiri terlalu cepat. Namun jika pusing atau ‘kliyengan’ ini dibarengi dengan rasa tak nyaman di dada dan sesak napas, segera hubungi dokter.
5. Sakit leher atau rahang
Jika hanya sakit leher dan rahang saja, kemungkinan hal ini disebabkan masalah otot, flu, atau gangguan sinus. Namun jika berawal dari rasa tak nyaman di dada yang menyebar ke tenggorokan dan rahang, dapat menjadi pertanda serangan jantung.
6. Mudah lelah
Jika merasa kelelahan padahal Anda melakukan aktivitas biasa sehari-hari, ini mungkin pertanda gangguan jantung, terutama pada perempuan.
7. Mengorok
Sleep apnea atau mengorok yang diselingi seperti kondisi tersedak atau tidak bernapas dalam beberapa saat kala tidur, dapat memperberat kerja jantung.
8. Muncul keringat dingin tanpa alasan
Jika Anda mengalami keringat dingin tanpa alasan, dibarengi dengan beberapa pertanda gangguan jantung lainnya, segeralah menghubungi dokter Anda.
9. Batuk terus menerus
Batuk yang berkepanjangan memang dapat menjadi gejala banyak penyakit seperti flu, TBC, bahkan kanker paru. Namun jika batuk Anda menghasilkan lendir keputihan atau pink, ini dapat menjadi pertanda gangguan jantung. Hal ini terjadi saat jantung tak dapat memenuhi kebutuhan darah di tubuh, sehingga menyebabkan darah kembali ke paru.
10. Pembengkakan di tungkai dan pergelangan kaki
Ini dapat menjadi pertanda bahwa jantung Anda tak dapat memompa darah dengan efektif seperti seharusnya. Darah berkumpul di pembuluh darah vena dan menyebabkan pembengkakan. Gagal jantung juga menyebabkan ginjal sulit menghilangkan air dan garam dari tubuh, sehingga menyebabkan kembung (bloating).
11. Detak jantung tak beraturan
Hal yang wajar jika sesekali kita mengalami detak jantung tak beraturan kala bersemangat atau kaget. Namun jika sering terjadi, bahkan saat Anda sedang beristirahat, ini dapat menjadi pertanda adanya gangguan jantung.
Penyakit jantung dapat diobati dengan lebih baik jika bisa dideteksi dini. Pemeriksaan kesehatan secara berkala dapat membantu mendeteksi gangguan jantung. Bilamana Anda merasa khawatir, apalagi jika memiliki riwayat keluarga berpenyakit jantung, segera konsultasikan ke dokter untuk menghindari atau mengurangi risikonya.
Referensi: