KESEHATAN ANAK

Pilihan Susu bagi Anak Alergi

Susu formula terhidrolisis maupun formula soya memang pilihan susu bagi anak alergi, namun penggunaan dan kandungannya tidaklah sama.

Anissa Aryati | 15 Juni 2020

Ada kondisi dimana ibu tak mampu memberi ASI dan memberikan susu formula pada anak. Namun ada risiko di balik pilihan ini, yakni munculnya reaksi alergi pada anak. 

Area rawan alergi

Alergi pada anak seringkali kemunculannya tak terduga oleh para ibu. Gejala alergi beragam, bahkan bisa hanya berupa bintik kecil menyerupai jerawat di pipi atau bagian tubuh anak yang lain. Mungkin ibu belum memahami bahwa itu adalah reaksi alergi. Begitu reaksi alerginya meningkat dan anak mulai gelisah dengan bintik yang semakin melebar, barulah ibu menyadari adanya masalah pada anak. 

Menurut British Journal of General Practise sekitar 7% anak mengalami alergi ketika mengonsumsi susu formula yang mengandung protein susu sapi atau laktosa. Alergi terjadi sebagai bentuk respon kekebalan tubuh terhadap protein susu sapi yang masuk ke tubuh anak yang tak mampu mentolerirnya. 

Reaksi alergi pada anak dapat muncul di beberapa bagian tubuh, bisa di kulit, saluran nafas, saluran cerna, dan lainnya. Di area kulit alergi bisa muncul dalam bentuk ruam kemerahan dan gatal-gatal yang membuat anak terganggu. Sementara pada saluran nafas alergi bisa menimbulkan reaksi bersin, batuk, sesak nafas, hidung berair, bahkan asma. Bila reaksi alergi muncul di saluran cerna, reaksi yang akan timbul pada anak adalah diare, muntah, mual, atau BAB berdarah.

Area lain yang juga berpotensi merespon reaksi alergi saat masuknya laktosa pada tubuh anak adalah   bagian mulut, mata berair, dan tubuh yang mengalami pembengkakan karena paparan alergen. 

Pilihan susu bagi anak alergi

Pada saat alergi terjadi, ibu sudah pasti membawa anak ke dokter. Dalam hal ini dokter akan memberikan diagnosis setelah meninjau gejala dan melalui proses eliminasi untuk menyingkirkan kondisi medis lainnya. Tes biasa dilakukan untuk melihat reaksi alergi pada anak meliputi  tes tinja , tes darah, tes alergi dan tantangan makanan. Bila memang ada keputusan anak mengalami alergi biasanya dokter akan menyarankan ibu memberikan susu formula khusus alergi untuk anak.

Ada dua jenis susu yang direkomendasikan, keduanya sama-sama untuk alergi susu sapi namun beda penggunaan dan kandungannya yaitu susu terhidrolisis dan susu soya. Susu formula terhidrolisis merupakan susu sapi yang proteinnya sudah dipotong dan dipecah sebagian. Susu formula terhidrolisis biasanya untuk mengatasi  alergi ringan pada protein sususu sapi, anak dengan dermatitis atopik (mengalami gatal dan merahpada kulit), anak yang berisiko alergi (memiliki riwayat alergi). Biasanya susu formula jenis ini dilengkapi dengan whey dan casein.

Sementara formula soya lebih direkomendasikan untuk anak yang tubuhnya benar benar tidak dapat mentolerir keberadaan protein susu sapi (laktosa) sama sekali. Susu soya juga biasanya digunakan pula untuk anak-anak yang mengalami diare, anak vegetarian maupun anak yang mengalami galactosemia. Galactosemia merupakan kondisi dimana tubuh tidak bisa memproses gula yang terdapat dalam susu sapi. Akumulasi berlebihan galactose dalam tubuh bisa menyebabkan berbagai masalah, mulai dari gangguan liver, otak, dan katarak. Dalam susu soya selain terkadung protein soya biasa juga dilengkapi dengan asam amino. 

Anak mengalami alergi  susu sapi membutuhkan pemeriksaan dari dokter. Dalam hal ini ibu tidak disarankan untuk begitu saja langsung menggantikan susu anak dengan susu alergi. Rekomendasi dari dokter dalam hal ini sangat penting dalam menentukan pilihan susu bagi anak alergi.

Konsultan

dr. Muliaman Mansyur

Healthcare Communicator

Acara Webinar Morinaga ‘ Apa Perbedaan Alergi, Flu dan Covid 19?’ 20 April 2020

Referensi :

  • https://www.healthline.com/health/allergies/milk-protein-allergy-formula-options
  • https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-formula/art-20045782
Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan