Risiko Asma pada Bayi Lahir Sesar
Anissa Aryati | 9 Juli 2020
Banyak perempuan ingin melahirkan secara normal, namun karena pertimbangan kondisi medis dan lainnya pada akhirnya menempuh persalinan sesar. Persalinan ini membantu ibu yang mengalami kesulitan dalam proses melahirkan, namun di balik itu ternyata meningkatkan risiko asma pada bayi yang dilahirkan.
Risiko asma pada bayi lahir sesar
Dalam penelitian yang dilakukan oleh sebuah universitas di Albany menyebutkan bahwa hal tersebut bisa dipicu karena lingkungan yang sangat steril pada saat operasi berlangsung. Akibatnya menurut Erin Bell, profesor ilmu kesehatan lingkungan tidak akan ditemukan bakteri. Padahal bakteri dalam hal ini diperlukan dalam menjaga daya tahan bayi terhadap kemungkinan terjadinya asma. Hal sebaliknya terjadi pada persalinan normal dimana terjadi paparan bakteri dari ibu ke bayi melalui vagina (microbiome seeding) dan akan memberikan perlindungan pada bakteri untuk bertahan hidup.
Risiko asma pada bayi lahir sesar juga dapat meningkat pada ibu yang melahirkan di usia > 30 tahun atau mengalami obesitas dari sebelum kehamilan. Kemungkinan lain turut pula diungkap oleh Prof. Dr. dr. Budi Setiawan, Sp.A (K), M.Kes. bahwa kemungkinan risiko asma pada bayi lahir sesar yang cukup tinggi bisa dipicu karena adanya penundaan perkembangan bakteri baik di dalam usus dan juga perubahan perkembangan daya tahan tubuh pada bayi.
ASI menurunkan risiko asma
Dalam sebuah studi yang dilakukan American Journal of Epidemiology menganalisis sekitar 6157 bayi dan 5034 ibu. Dari hasil pengamatan tersebut didapati bahwa bayi yang lahir dengan sesar memiliki risiko dua kali lipat mengalami alergi dan asma dari lahir hingga berusia 36 bulan.
Sementara studi lain yang dilakukan di beberapa rumah sakit di Shanghai mendapati kasus risiko asma pada bayi lahir sesar tanpa indikasi medis. Namun demikian risiko asma dapat dilemahkan dengan pemberian ASI pada bayi hingga enam bulan pertama. Dalam hal ini bayi lahir normal lebih mungkin memperoleh ASI di tahun pertama. Sementara pada bayi lahir sesar risiko asma akan semakin meningkat jika bayi diberikan susu formula.
Konsultan :
Prof. Dr. dr. Budi Setiawan, Sp.A (K), M.Kes.
Zoom Webinar 16 Mei 2020
‘Kapan Anak Alergi Harus ke Dokter Saat Pandemi?’
Referensi :
https ://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5602659/
https ://www.google.com/amp/s/www.news https ://www.newswise.com/articles/link-found-between-c-sections-and-asthma-allergies