Sekilas Tentang Terapi Wicara
Sri Darmayanti, Amd.TW | 12 Desember 2019
Terapi wicara adalah pelayanan kesehatan yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang bahasa, wicara, suara, komunikasi, dan kemampuan menelan. Terapi wicara ditujukan bagi individu, keluarga, dan/atau kelompok, dalam usaha mengejar ketertinggalan akibat gangguan atau kelainan anatomis, fisiologis, psikologis, dan sosiologis.
Tujuan terapi wicara
Meningkatkan kemampuan individu yang mempunyai kendala dalam masalah bahasa, wicara, suara, intonasi, dan kesulitan menelan.
Bagaimana terapi dilakukan?
Klien datang ke center, klinik atau rumah sakit yang memiliki layanan terapi wicara dengan membawa rujukan dokter, baik dokter rehabilitasi medik, dokter anak ataupun psikolog.
1. Pemeriksaan atau assessment untuk mengetahui kemampuan anak dan permasalahannya, serta area mana yang mengalami keterlambatan (bahasa, wicara, suara, intonasi, menelan).
2. Menentukan frekuensi terapi berdasarkan kebutuhan klien, usia, keterlambatan yang terjadi, dan terapi yang telah diberikan. Jika sudah mengikuti terapi lainnya misalkan SI, atau FT, atau ABA maka biasanya terapi wicara akan diberikan seminggu sekali.
3. Sesi awal terapi adalah membangun kepercayaan anak terhadap terapis dan bonding anak terhadap terapis. Ini menentukan agar materi dapat masuk dengan baik.
Dalam terapi wicara rahang menjadi dasar dari pergerakan organ bicara. Karenanya terapis akan memberikan latihan pergerakan rahang, yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan, ketahanan, dan simetrisasi. Setelah rahang, latihan berikutnya fokus pada area bibir dan lidah.
Sebelum latihan oral, pastikan bahwa anak tidak memiliki kendala pada area taktil (rasa sentuh dan raba). Jika ada, maka terapis memberikan stimulasi taktil terlebih dahulu. Selanjutnya terapis melakukan terapi sesuai kebutuhan anak, mulai dari latihan pergerakan organ hingga latihan pernapasan.
Tujuan terapi wicara adalah diharapkan klien mampu berkomunikasi atau menyampaikan ide-idenya secara verbal kepada orang lain.