MITOS & FAKTA

Seputar Kanker Payudara

Banyak mitos bertebaran di masyarakat, salah satunya mengenai kanker payudara. Berikut beberapa diantaranya.

Dyah Soekasto | 23 September 2019

 

Mitos #1: Antiperspirant atau deodorant dapat menyebabkan kanker payudara

Fakta:

Menurut National Cancer Institute dan peneliti lain, tidak ada bukti konklusif yang mengaitkan penggunaan antiperspirant atau deodoran dengan kanker payudara.

Dikatakan bahwa produk ini mengandung zat berbahaya seperti senyawa aluminium dan paraben yang dapat diserap melalui kulit atau masuk ke dalam tubuh melalui pori-pori bekas pencukuran. Belum ada penelitian klinis yang memberikan jawaban pasti untuk pertanyaan apakah produk ini menyebabkan kanker payudara. Hingga saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa produk-produk ini menyebabkan kanker payudara.

 

Mitos #2: Benjolan di payudara sudah pasti kanker

Fakta:

Saat menjelang haid biasanya terdapat perubahan hormon di payudara, sehingga terdapat benjolan. Tidak perlu panik jika menemukan benjolan di payudara. Banyak wanita memiliki benjolan yang disebabkan oleh kantung berisi cairan yang disebut kista atau penumpukan jaringan. 

Anda perlu waspada bila terdapat benjolan pada payudara atau dekat ketiak, dan menetap meskipun masa haid selesai, saat Anda bercermin terdapat area yang berbeda dibanding area sekitarnya, terjadi perubahan bentuk, ukuran serta kontur payudara. Tanda lain yang harus diwaspadai adalah adanya perubahan pada kulit payudara dan puting (kemerahan), lebih cekung dan berkerut.

 

Mitos #3: Makanan atau minuman manis dapat menyebabkan sel kanker tumbuh lebih cepat

Fakta:

Gula tidak membuat kanker tumbuh lebih cepat. Semua sel, termasuk sel kanker, bergantung pada gula darah (glukosa) untuk energi. Tetapi mengonsumsi gula tidak mempercepat pertumbuhan sel kanker. Demikian juga, mengurangi gula tidak memperlambat pertumbuhan sel kanker.

Kesalahpahaman ini mungkin sebagian didasarkan dari scan positron emission tomography (PET), yang menggunakan sejumlah kecil pelacak radioaktif (biasanya bentuk glukosa). Semua jaringan dalam tubuh menyerap beberapa pelacak ini, tetapi jaringan yang menggunakan lebih banyak energi--termasuk sel kanker--menyerap jumlah yang lebih besar. Karenanya, disimpulkan bahwa sel kanker tumbuh lebih cepat dengan gula. Hal ini tidak benar.

Namun jangan pula menganggap gula aman bagi tubuh, penelitian membuktikan bahwa konsumsi gula berlebihan berkaitan dengan peningkatan risiko kanker tertentu, termasuk kanker kerongkongan. Gula juga dapat menyebabkan penambahan berat badan dan meningkatkan risiko obesitas dan diabetes, yang dapat meningkatkan risiko kanker.

 

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan