Sudahkah Anak Cukup Minum?
Dyah Soekasto | 26 November 2020
Seperti kita ketahui, tubuh kita 70% terdiri dari air, oleh karenanya tubuh perlu selalu terhidrasi. Apalagi di cuaca yang ekstrim seperti sekarang ini, bahkan muncul istilah ‘gelombang panas’ yang membuat keringat pun menderas.
Kita perlu minum banyak air agar tubuh terhidrasi sepanjang hari. Sayangnya anak-anak sering alpa minum, kalaupun minum mereka cenderung minum minuman berwarna dan manis. Sebuah penelitian di Amerika Serikat (AS) menemukan bahwa ada hari tertentu 20% anak-anak di AS tidak minum setetes air pun.
Kekurangan air atau dehidrasi dapat berdampak besar pada anak. Hal ini dapat berkontribusi pada munculnya obesitas, memengaruhi kinerja mereka di sekolah, dan dapat menyebabkan kebiasaan tidak sehat lainnya.
“Dehidrasi ringan menyebabkan gejala seperti kelelahan, sakit kepala, dan daya tahan tubuh yang buruk. Kekurangan cairan dalam jangka panjang akan memengaruhi ginjal, hati, otak, dan dapat menyebabkan sembelit,” jelas Linda Friehling, MD, seorang dokter anak dan asisten profesor pediatri umum di West Virginia University di Morgantown, AS.
Perhatikan kecukupan anak akan air
Dehidrasi bukanlah kondisi yang jarang ditemukan. Penelitian Asher Y. Rosinger, yang diterbitkan di JAMA Pediatrics pada April 2019, menganalisis makanan dan minuman yang dikonsumsi 8.400 anak-anak dan dewasa muda di AS dalam 24 jam. Hasil analisisnya menemukan bahwa 20% anak-anak tidak minum air pada hari tertentu, namun juga menunjukkan bahwa ketika anak-anak tidak minum air putih, mereka cenderung minum minuman manis.
“Anak-anak yang tidak minum air putih mengonsumsi kalori hampir dua kali lebih banyak dibandingkan anak-anak yang mengonsumsi air putih,” kata Rosinger. Akibatnya hal ini akan meningkatkan risiko obesitas.
Academy of Nutrition & Dietetics mengingatkan orang tua untuk memperhatikan jumlah air yang diminum anak sebelum, selama, dan setelah aktivitas fisik, terutama dalam cuaca panas. Disarankan anak minum setiap 15-20 menit, terutama saat mereka beraktivitas. Itu sebabnya Anda perlu mengingat setiap hari, sudahkan anak cukup minum?
Friehling menyatakan sejak usia dini 4-6 bulan sebaiknya orang tua mulai memberikan air putih kepada anak dalam botol atau cangkir, setiap kali makan. Ini menjadi semacam ‘pengenalan’ kepada anak. Bayi yang minum air setelah mereka dapat mengingat, cenderung menolaknya di kemudian hari.
Anda bisa melakukan hal ini
Para ahli percaya peran orang tua juga dalam membantu meningkatkan jumlah air yang diminum anak-anak mereka. Berikut beberapa tip untuk mencoba mengatasi masalah tersebut:
- Membentuk kebiasaan minum yang baik
“Kebiasaan baik bisa dimulai sejak bayi. Orang tua dapat menjadikan air minum sebagai bagian yang menyenangkan sesudah makan maupun saat bersantai,” kata Friehling.
- Mengingatkan terus menerus
Kala anak sedang bermain, ingatkan untuk minum. Siapkan secangkir air di samping tempat tidur mereka sehingga anak-anak dapat meminumnya sebelum mereka tidur dan ketika mereka bangun.
- Singkirkan minuman manis
Jika air adalah satu-satunya minuman yang tersedia, kemungkinan besar anak-anak akan meminumnya.
- Memberi sumber cairan dari makanan
Beberapa buah dan sayur juga kaya akan cairan, seperti; timun, semangka, seledri, selada, tomat, dan stroberi. Sediakan potongan buah seperti nanas, semangka, mangga, melon di dalam kulkas agar anak dapat mengambilnya kapanpun mereka mau.
- Berkreasi di dapur
Sajikan minuman yang menarik buat anak, misalnya tambahkan irisan buah stroberi dan daun mint, atau beri. Sesekali sajikan jus buah atau slushies dengan air, es, dan buah. Cara lain yang juga unik adalah membuat jus buah (tanpa gula) lalu tuang ke dalam cetakan es. Setelah beku taruh di cangkir dan tuangkan air putih.
Jadilah contoh bagi anak-anak. Anda pun harus gemar minum air putih, terutama di depan anak-anak. Jadi tak perlu ada keraguan lagi, sudahkah anak cukup minum?
Referensi: