KESEHATAN ANAK

Susu Formula Sebagai Altenatif

Saat ASI tak kunjung keluar dan bayi butuh asupan nutrisi, susu formula sebagai alternatif dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan bayi.

Anissa Aryati | 24 Maret 2020

Tiap ibu pasti ingin memberi ASI, bahkan sampai Si Kecil berusia 2 tahun. Namun kadang, kenyataan tak mendukung hal ini. Ada kondisi yang membuat ASI tak juga diproduksi dan ibu terpaksa memberikan susu formula sebagai alternatif pengganti. Selain itu, pilihan sufor (susu formula) juga begitu banyak, bagaimana cara memilihnya? 

Susu yang mana?

Memilih susu formula alternatif untuk bayi memang bukan perkara mudah. Ibu perlu memahami jenis susu yang sesuai dengan kebutuhan bayi ibu. Susu formula biasanya dilengkapi berbagai kandungan penting seperti karbohidrat dalam bentuk laktosa, zat besi, protein, mineral, vitamin A, B, C, D, E, dan zat-zat lainnya yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi.

Walau tak setara dengan kandungan ASI, susu formula sebagai alternatif tetap bisa menyumbang kebutuhan kalori sekitar 40 persen dari kebutuhan sehari-hari bayi. 

1.    Susu hipoalergenik
Susu hipoalergenik dibuat untuk bayi dengan ASS atau alergi susu sapi. Susu hipoalergenik ini memiliki kandungan protein yang telah dihidrolisis sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah diolah oleh pencernaan bayi.

2.    Susu formula soya
Susu formula soya terbuat dari sari kedelai. Susu ini diformulasikan bagi bayi yang mengalami ASS, namun tidak alergi protein soya. Sebenarnya fungsi susu soya sama dengan susu sapi yang telah terhidrolisis sempurna. Susu ini dapat pula digunakan sebagai pencegahan alergi tersier. 

3.   Susu formula dari susu sapi
Susu formula jenis ini banyak beredar di pasaran. Bayi di atas 6 bulan sebaiknya diberikan sufor yang telah diperkaya (difortifikasi) dengan zat besi. Bayi usia 4-6 bulan mengalami pengurangan persediaan zat besi, sehingga perlu mendapatkan tambahan asupan zat besi dari luar tubuh.

4.    Susu rendah laktosa
Jenis susu ini cocok untuk bayi yang tidak mampu mencerna laktosa (intoleransi laktosa), ia tak memiliki enzim di pecernaannya yang mampu mengolah laktosa. Jenis susu ini ada yang low lactose, ada juga yang benar-benar free lactose. Sebagai pengganti, bisa ditambahkan kandungan gula jagung. 

5.    Susu formula lanjutan
Disebut susu formula lanjutan karena diberikan kepada bayi di atas usia 6 bulan. Sebenarnya tidak ada perbedaan yang mencolok dalam kandungan kalori dan nutrisi dengan sufor sebelumnya. Apabila ibu masih memiliki stok banyak susu formula di bawah 6 bulan, habiskan saja terlebih dahulu, baru setelah itu menggantinya ke jenis susu formula lanjutan.

6.    Susu formula khusus
Khusus bagi bayi dengan masalah saluran pencernaan. Bayi dengan kondisi ini mengalami kesulitan penyerapan nutrisi pada saluran cernanya. Sufor khusus dapat menjadi tambahan nutrisi serta membantu menjaga kesehatan saluran cerna bayi. Sayangnya, sufor khusus selain relatif lebih mahal juga hanya bisa ditemukan di farmasi rumah sakit atau apotik.

Nah, semoga sekarang ibu tak bingung lagi saat memutuskan untuk memberikan susu formula sebagai alternatif asupan nutrisi bagi bayi. Tiap anak punya kebutuhan yang berbeda, sebaiknya konsultasikan terlebih dengan dokter anak, sufor mana yang tepat untuk Si Kecil.

Referensi :

  • https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/infant-formula/art-20045782
  • https://www.thebump.com/a/infant-formula-types-explained
Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan