ANAKKU SPESIAL

Tantangan Kecerdasan Anak dengan Sindroma Down

Kondisi Sindroma Down pada anak menyebabkan berbagai gangguan kesehatan serta tantangan kecerdasannya. Apa saja tantangan kecerdasan anak dengan Sindroma Down?

Desi Hariana | 21 Juni 2024

Sindroma Down atau dikenal juga dengan nama Trisomi 21 merupakan gangguan kromosomal yang menyebabkan anak mengalami gangguan kesehatan serta perkembangan, baik secara mental maupun fisik. Anak dengan Sindroma Down umumnya memiliki kecerdasan di bawah rata-rata normal, dengan disabilitas kecerdasan bervariasi, mulai dari spektrum ringan (mild), hingga sedang (moderate).

Seberapa sering gangguan Sindroma Down ini muncul?

Sindroma Down merupakan gangguan genetik yang paling sering ditemukan pada anak dengan disabilitas intelektual. Risiko anak terlahir dengan Sindroma Down akan meningkat seiring dengan semakin bertambahnya usia Ibu ketika hamil dan melahirkan.

  • Satu bayi dari setiap seribu kelahiran dari ibu usia di bawah 30 tahun.
  • Satu bayi dari setiap 400 kelahiran dari ibu usia di atas 35 tahun.
  • Satu bayi dari setiap 60 kelahiran dari ibu usia di atas 42 tahun.

Para ahli menyarankan agar ibu yang hamil di usia berisiko tinggi melakukan tes prenatal untuk melihat apakah anak mengalami Sindroma Down. Selain mendeteksi gangguan ini, tes prenatal juga dapat mendeteksi kemungkinan adanya gangguan jantung, kecacatan fisik, atau kondisi genetik lainnya.

Sindroma Down dan disabilitas intelektual

Kebanyakan anak dengan Sindroma Down memiliki tingkat disabilitas kecerdasan dari ringan hingga sedang. Anak dengan disabilitas kecerdasan ringan biasanya masih mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, seperti membaca, memiliki pekerjaan, naik kendaraan umum, dan lainnya. Namun bagi anak yang memiliki disabilitas kecerdasan sedang, memerlukan lebih banyak bantuan.

Anak-anak dengan Sindroma Down mengalami perkembangan yang lebih lambat dibandingkan anak-anak tipikal, termasuk untuk berjalan dan berbicara. Mereka juga umumnya mengalami tantangan dalam berkonsentrasi, kekuatan memori, atau berkomunikasi secara ekspresif.

Gangguan perilaku seperti keras kepala, impulsif, dan tantrum cukup sering ditemukan pada anak dengan Sindroma Down. Namun sebaliknya, banyak anak dengan Sindroma Down justru memiliki keterampilan sosial yang baik. Sejak bayi, mereka sudah dapat menggunakan komunikasi nonverbal untuk berhubungan dengan orang lain, mereka juga pembelajar visual yang baik, dapat memahami informasi dari berbagai hal yang mereka lihat.

Apa yang bisa kita lakukan untuk mereka?

Ada berbagai macam terapi yang dapat mereka jalani untuk mengatasi gangguan yang berhubungan dengan fisik, perilaku dan komunikasi. Anak-anak dengan Sindroma Down bisa mendapatkan manfaat dari berbagai terapi berikut:

  • Terapi okupasi, membantu anak meningkatkan keterampilan motorik, seperti menggunakan tangan serta anggota tubuh lainnya, atau mengajarkan cara mengatasi input sensori berlebihan dari lingkungan.
  • Fisioterapi, meningkatkan mobilitas dan kekuatan otot untuk membantu anak lebih mampu menggerakkan tubuh, tentunya dengan segala keterbatasan.
  • Terapi wicara, membantu anak meningkatkan keterampilan komunikasi dan mengekspresikan diri.
  • Terapi perilaku, fokus pada kemampuan anak untuk mengatur emosi dan mengatur perilaku mereka.

Sedangkan untuk yang berhubungan dengan disabilitas kecerdasan anak dengan Sundroma Down, ingatlah bahwa tidak ada pendekatan pembelajaran yang tepat bagi setiap anak. Ada anak yang dapat mengikuti pelajaran di kelas umum dengan baik, namun beberapa anak lainnya mungkin membutuhkan kelas dengan murid yang lebih sedikit.

Dengan dukungan guru dan orangtua, banyak anak dengan Sindroma Down dapat belajar dengan baik dan menjalani kehidupan yang mandiri di kemudian hari.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan