KESEHATAN KELUARGA

TBC Masih Menjadi Ancaman

TBC atau Tuberkulosis masih menjadi ancaman di dunia, terutama di masa pandemi COVID-19. Perhatian utama saat ini adalah menekan penularan TBC di kalangan masyarakat, terutama anak-anak.

Desi Hariana | 25 Maret 2022

TBC adalah infeksi menular berbahaya yang menyerang kinerja paru. Penyakit yang diakibatkan oleh Mycobacterium tuberculosis ini juga dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya seperti otak dan tulang belakang. Di abad ke-20, TBC masih dianggap sebagai penyakit yang sangat mematikan, namun saat ini sebagian besar kasus dapat diobati oleh antibiotik selama 6-9 bulan.    

Dampak pandemi pada penangangan TBC

Hingga saat ini, Indonesia masih menempati peringkat ketiga dalam urutan negara dengan kasus TBC terbanyak, setelah India dan China. TBC memang menjadi salah satu infeksi menular yang masih menjadi ancaman di seluruh dunia.

Badan Kesehatan Dunia, WHO, melaporkan di tahun 2020 sekitar 10 juta orang di dunia terinfeksi TBC, dan 1,5 juta diantaranya meninggal dunia. Kebanyakan merupakan gabungan antara TBC dengan HIV atau Malaria. Menurut laporan Tuberkulosis Global yang dikeluarkan oleh WHO di tahun 2021, untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade, kematian akibat TBC mengalami peningkatan.

Pasien TBC yang didiagnosis dan diobati atau diberikan pengobatan pencegahan TBC menurun 18% dari tahun 2019 sehingga 4.1 juta pasien TBC tidak terdiagnosis dan terobati. Hal ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran berbagai pihak, terutama para petugas medis.

Situasi pandemi COVID-19 telah membuat usaha bertahun-tahun untuk mengatasi TBC mengalami kemunduran. Munculnya pandemi mengakibatkan notifikasi kasus TBC merosot hingga hanya sepertiga pada tahun 2020. Untuk pertama kalinya terjadi penurunan pembiayaan program TBC sebagai bagian dari pelayanan kesehatan esensial, akibat pergeseran dukungan anggaran untuk mengatasi pandemi COVID-19.

Tema peringatan Hari TBC Dunia 2022

Setiap tanggal 24 Maret diperingati sebagai Hari TBC Dunia. Peringatan ini ditujukan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat global tentang ancaman TBC dan sama-sama berusaha untuk mengeliminasi penyakit ini dari muka bumi.

Tahun ini, temanya adalah “Berinvestasi untuk Mengakhiri TBC. Selamatkan Nyawa.” Harapan dari penetapan tema ini adalah agar dana pencegahan dan pengobatan TBC di setiap negara akan kembali meningkat. Tanpa pendanaan yang memadai, kita tak dapat memenangkan peperangan melawan TBC serta membalikkan efek pandemi.

Hal-hal yang perlu kita ketahui tentang penyakit TBC

Gejala TBC:

  • batuk yang berlangsung hingga lebih dari tiga minggu
  • sakit di area dada
  • batuk berdarah
  • sering merasa kelelahan
  • berkeringat saat tidur malam
  • meriang
  • demam
  • kehilangan napsu makan
  • penurunan berat badan yang tak bisa dijelaskan.

Segeralah berkonsultasi ke dokter untuk menjalani pemeriksaan yang menyeluruh dan mendapatkan pengobatan yang dibutuhkan.

Mencegah penularan TBC ketika sedang terinfeksi:

  • Minum obat sesuai dengan yang diresepkan dokter, tidak boleh terlewat.
  • Rutin berkonsultasi ke dokter.
  • Selalu menutup mulut dengan tisu ketika batuk atau bersin, segera buang tisu ke dalam plastik, baru setelah itu dibuang ke tempat sampah.
  • Mencuci tangan setelah batuk atau bersin.
  • Menghindari saling berkunjung dengan orang lain.
  • Tetap berada di rumah setelah pulang dari sekolah, kampus, atau kantor.
  • Sering membuka jendela kamar agar udara di kamar bertukar dengan udara segar.
  • Hindari menggunakan transportasi umum.

Di beberapa negara di mana TBC masih menjadi ancaman, seperti Indonesia, anak-anak umumnya diberi vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guérin) sebagai salah satu upaya pencegahan penularan penyakit TBC.

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan