PSIKOLOGI ANAK

Terlalu Protektif pada Anak

Terlalu melindungi anak dapat membuat anak kehilangan kemampuan bersosialisasi serta mengurangi kemampuan kognitifnya. Hindari bersikap terlalu protektif pada anak.

Desi Hariana | 5 Februari 2020

Sebagai orangtua, insting alami kita adalah melindungi dan menjaga anak dari ‘rasa sakit’ baik secara psikologis maupun fisiologis. Kita berusaha melindungi mereka dari ‘kejamnya kehidupan’. Nyatanya, berdasarkan penelitian, bahwa semakin kita bersikap terlalu protektif pada anak, semakin mereka bertumbuh tanpa kemampuan untuk mandiri, tak mampu menghadapi kerumitan hidup serta dinamika hubungan sosial di masa dewasa nanti. Tentunya Anda tak ingin ini terjadi, kan? 

Terlalu membatasi anak

Sering kali orangtua kurang paham kebutuhan anak untuk mengenal lingkungannya karena rasa takut yang berlebihan sehingga terlalu protektif pada anak. Berikut hal-hal yang dapat menjadi penghalang perkembangan koginitif (kemampuan berpikir) jika orangtua bersikap terlalu protektif:

  • Saat si Kecil bertanya dan orangtua tak menjawab, atau menyuruhnya untuk diam. Ia akan kehilangan rasa keingintahuannya.
  • Membatasi ruang gerak anak karena orangtua terlalu banyak memberikan larangan atau batasan. Ini dapat menghambat kreativitasnya.
  • Terlalu sering memberikan bantuan pada si Kecil sehingga ia jadi tidak bisa berpikir sendiri atau bersikap mandiri.
  • Memarahi anak ketika ia melakukan kesalahan. Dari kesalahanlah ia justru belajar untuk melakukan hal-hal yang benar.
  • Orangtua kurang memberi pujian jika ia berhasil menyelesaikan sebuah tugas.

Biarkan ia berkembang

Dengan tidak bersikap terlalu protektif pada anak, Anda akan mendorong kemandirian dan kepercayaan diri pada anak. Cara paling penting untuk melakukan hal ini adalah dengan melibatkan anak dalam berbagai aktivitas di lingkungannya. Tentunya dalam parameter yang aman dan disesuakan untuk usianya, contohnya:

  • Berinteraksi dengan orang lain atau anak lainnya untuk mengembangkan keterampilan sosialnya.
  • Menjalin pertemanan dengan cara menumbuhkan kepercayaan dari orang lain.
  • Memberi kesempatan untuk belajar menghadapi konflik.
  • Mendorongnya mencari penyelesaian masalah sendiri (orangtua hanya mendampingi).
  • Belajar berkompromi, menyadari bahwa tidak semua keinginannya dapat dituruti

Bersikap terlalu protektif pada anak tidak hanya akan ‘melukai’ perasaan anak, tapi juga membuatnya kehilangan kesempatan untuk belajar dari lingkungannya. Anak memang perlu dijaga dan diperhatikan, namun berikan juga ia dorongan untuk mau belajar dari kesalahan atau mencoba sesuatu yang belum pernah ia lakukan sebelumnya.

Konsultan:

Theo Chong

Psikolog dari Brain Optimax

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan