Vaksin COVID 19 Akan Siap Digunakan
Anissa Aryati | 24 Desember 2020
Kesabaran kita selama berbulan-bulan bertahan dalam kondisi pandemi, sepertinya akan segera berakhir. Dalam waktu dekat, vaksin COVID 19 akan siap digunakan. Namun tentunya ada beberapa pertanyaan muncul seputar pemberian vaksin tersebut. Kapan vaksin siap disuntikkan dan benarkah vaksinasi ini efektif untuk memberi perlindungan terhadap COVID 19?
Butuh waktu lama untuk disebarluaskan
Seperti kita ketahui, vaksin merupakan partikel virus yang dilemahkan dan dimasukkan ke dalam tubuh untuk membentuk sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu. Pembuatan vaksin hingga bisa aman untuk digunakan sebenarnya membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun. Namun, dalam keadaan darurat seperti saat ini, pembuatan vaksin harus dipercepat untuk mengurangi adanya korban jiwa.
Sejak awal Desember lalu (6/12), vaksin COVID 19 yang diproduksi oleh perusahaan farmasi Sinovac dari China sebanyak 1,2 juta vaksin telah sampai di Indonesia. Vaksin ini masih akan melalui tahap uji klinis sebanyak 3 kali lagi sebelum mendapat izin edar.
Periode pengujian sudah dimulai sejak Agustus 2020 dan membutuhkan waktu sekitar satu, tiga, dan enam bulan untuk memastikan bahwa vaksin tersebut benar-benar mampu meningkatkan antibodi serta menetralkan virus. Diperkirakan tahap uji klinis ketiga akan selesai pada Januari 2021.
Mengapa memilih Sinovac?
Sebenarnya ada 19 perusahaan yang sedang meneliti vaksin COVID 19 ini, namun hanya 6 yang dianggap memenuhi syarat dari sisi keamanan, kualitas, maupun efektivitasnya. Keenam vaksin ini diproduksi oleh perusahaan farmasi Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer dan Biofarma (Vaksin Merah Putih).
Vaksin Merah Putih dikembangkan oleh periset di Indonesia, dengan pengadaan bahan baku yang dilakukan melalui kerja sama dengan beberapa negara lain. Vaksin ini masih perlu melalui tahapan uji klinis lebih lanjut.
Sementara ini, Indonesia menggunakan vaksin dari Sinovac dengan beberapa alasan, antara lain:
- Vaksin dengan metode tradisional dengan tingkat efektivitas yang baik, sedangkan jenis vaksin baru belum terbukti mampu menurunkan populasi penyebaran virus.
- Dapat disimpan di dalam pendingin bersuhu 2-8o C, cocok digunakan di negara berkembang yang mungkin mengalami kendala menyimpan vaksin dalam jumlah besar dalam suhu sangat rendah (vaksin-vaksin lain umumnya perlu disimpan dalam suhu -20o C hingga -70o C).
Proses, efek samping, dan target vaksinasi
Proses pemberian vaksin akan dilakukan dengan cara penyuntikan sebanyak dua kali secara bertahap di hari yang berbeda. Berdasarkan penelitian dan hasil pengujian terhadap manusia, tidak ditemukan efek samping serius dari penyuntikan vaksin COVID 19 ini. Para relawan penerima vaksin hanya mengeluhkan sedikit demam dan pusing.
Target atau sasaran kelompok awal yang diberi vaksin adalah petugas medis dan pelayanan publik, lalu masyarakat yang berada di daerah dengan paparan COVID 19 cukup tinggi. Sasaran utama adalah anak-anak, perempuan, dan anak muda. Sementara untuk golongan lansia masih dalam pembahasan. Dengan memberikan vaksin pada sebagian besar masyarakat, diharapkan kelompok rentan juga akan turut terlindungi (herd immunity).
Mengenai kehalalan vaksin ini, bersama dengan anggota BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) RI, Kementerian Kesehatan, dan Biofarma, pemerintah juga melibatkan MUI (Majelis Ulama Indonesia). Tim pemeriksa vaksin COVID 19 bahkan telah diberangkatkan ke China pada 14 Oktober 2020 lalu untuk memeriksa kualitas dan status kehalalan calon vaksin Sinovac tersebut. Hingga saat ini, sertifikasi kehalalan masih dalam proses menunggu kelengkapan dokumen dari Sinovac.
Referensi:
- https://www.thejakartapost.com/news/2020/12/18/sinovac-vaccine-has-no-critical-sideeffects-bpom-says.html
- https://setkab.go.id/en/sinovac-covid-19-vaccines-arrive-in-indonesia/
- https://setkab.go.id/pemerintah-libatkan-mui-pastikan-kehalalan-vaksin-covid-19/
- https://www.bbc.com/news/world-asia-china-55212787
- https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa/qa-lockdown-and-herd-immunity
- Diskusi Live Facebook Femina Media 'Kapan Kita Divaksin?', tanggal 14 Desember 2020, bersama dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid (Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan RI dan Juru Bicara Pemerintah untuk Program Vaksinasi COVID 19) serta Diah Saminarsih (Senior Advisor on Gender and Youth for the Director-General of WHO).