KESEHATAN ANAK

Vaksinasi Sebagai Bekal Kesehatan Si Kecil

Salah satu wujud kasih orangtua adalah dengan memberikan vaksinasi sebagai bekal kesehatan Si Kecil.

Dr. dr. Hindra Irawan Satari, SpA(K), M.TropPaed. | 6 Juli 2020

Vaksinasi adalah perlindungan terbaik yang bisa Anda berikan pada anak karena dapat membantu merangsang daya tahan tubuhnya. Sudah menjadi jadwal rutin untuk mengantarkan anak di bawah 1 tahun ke dokter untuk divaksinasi. Bahkan hingga ia berusia 3 tahun pun, masih ada beberapa jadwal vaksinasi ulangan (booster) yang perlu dilakukan.

Bagaimana vaksinasi bekerja? 

Kuman penyebab beberapa penyakit berbahaya seperti difteri, campak dan polio dilemahkan atau dilumpuhkan sebelum dimasukkan ke tubuh anak. Kuman ini membangkitkan sistem imunitas tubuh tanpa membuatnya sakit. Jadi, vaksinasi dapat dikategorikan aman. Jika di lain waktu kuman datang menyerang, anak telah memiliki perlindungan terhadap penyakit tersebut.

 

Vaksinasi sebagai bekal kesehatan Si Kecil memberikan manfaat yang begitu besar bagi anak. Mengingat demikian besar manfaatnya, penelitian di bidang vaksin terus berkembang hingga saat ini. Berikut informasi yang perlu orangtua ketahui mengenai perkembangan vaksinasi.

Vaksin combo

Vaksin kombinasi berisi lebih dari satu jenis vaksin. Selama ini kita mengenal vaksin DPT yang terdiri dari difteri, pertusis, dan tetanus ataupun MMR yang melindungi dari campak (measles), gondongan (mumps), dan rubella. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat, memperkenalkan berbagai kombinasi baru seperti kombinasi DTP/Hib yang merupakan gabungan vaksin untuk difteria, pertusis, tetanus, dan Hib. Atau, vaksin kombinasi dari satu penyakit, misalnya vaksin polio yang berisi antigen polio-1, polio-2, dan polio-3.

Vaksin combo lain juga mulai tersedia seperti DTwP/Hep B untuk difteri, tetanus, pertusis, dan hepatitis B, atau MMR/V yang terdiri dari empat macam vaksin yaitu MMR plus cacar air. Bahkan telah pula tersedia vaksin untuk lima penyakit sekaligus yaitu untuk penyakit difteri, tetanus, pertusis, hepatitis B, dan hemofilus influenza serta untuk enam penyakit yaitu ditambahkan dengan vaksin polio. Berbagai jenis kombinasi lain masih terus diteliti.

Keuntungan dari pemakaian vaksin combo:

  • Lebih praktis sehingga mempermudah pemberian dan meningkatkan angka cakupan imunisasi.
  • Anak tak perlu sering bolak-balik ke fasilitas pengobatan.
  • Mengurangi biaya pengobatan dan pengadaan vaksin.
  • Mengejar imunisasi yang terlambat.

Vaksin untuk diare

Kasus diare pada anak paling banyak disebabkan oleh rotavirus, virus inilah yang menjadi penyebab 400 ribu kunjungan dokter tiap tahunnya dengan separuh dari pasien terpaksa diinfus karena kekurangan cairan.

Pencegahan diare lewat vaksin rotavirus sudah diperkenalkan sejak tahun 2006, namun baru beberapa tahun terakhir ini ada di Indonesia. Vaksin ini diberikan secara oral seperti vaksin polio. Dapat diberikan sebanyak dua atau tiga dosis, pertama di usia 2 bulan, kemudian 4 bulan, dan 6 bulan. Namun anak lebih besar pun tetap dapat diberikan vaksin ini jika terlambat.

Vaksin batuk seratus hari (pertusis) 

Bordetella pertusis, kuman penyebab pertusis, dapat menghasilkan toksin penyebab penyakit ‘batuk seratus hari’. Vaksin pertusis disarankan untuk diberikan lima kali seumur hidup atau empat kali bila dosis diberikan setelah ulang tahun ke-4 anak. 

Saat ini dianjurkan agar anak usia 7-10 tahun dan yang lebih besar untuk divaksinasi pertusis juga. Ibu hamil atau yang baru melahirkan, serta mereka yang kontak erat dengan bayi perlu mendapatkan vaksin ini.

Jenis vaksin yang diberikan pada anak di atas 7 tahun berbeda dengan vaksin DPT yang diberikan pada bayi karena kandungan zat aktif antigennya lebih rendah.

Usahakan selalu mengikuti jadwal imunisasi Si Kecil dengan baik. Jika pun ada yang terlambat, Anda masih dapat meminta dokter memberinya vaksin susulan. Jadilah orangtua yang bertanggung jawab dengan memberikan vaksinasi sebagai bekal kesehatan Si Kecil.

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Artikel Selanjutnya

Overstimulasi pada Anak

Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan