KESEHATAN IBU

Varises pada Organ Reproduksi

Varises yang muncul di kaki mungkin sudah sering kita lihat, tapi bagaimana dengan varises yang terjadi di organ reproduksi?

Varises kebanyakan terjadi pada pembuluh darah balik, walau dapat pula terjadi pada pembuluh darah arteri. Varises dapat timbul di mana saja, termasuk juga di organ reproduksi perempuan. Gangguan ini dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius. Apa penyebab dan bagaimana cara mengatasinya, baca terus artikel ini. 

Bagaimana varises dapat terjadi

Varises adalah suatu kelainan di mana pembuluh darah membesar dan berkelok (tourtous). Varises lebih sering terjadi di pembuluh darah balik atau vena. Pembuluh darah vena mempunyai beberapa katup daun sepanjang pembuluhnya, untuk mencegah aliran balik darah karena gaya gravitasi. Saat terjadi pelebaran pembuluh darah, maka daun katup tersebut tidak dapat menutup sempurna sehingga terjadi pembendungan, akhirnya memperlebar pembuluh darah tersebut.

Varises di dalam tubuh

Pada perempuan, varises dapat terjadi pada leher rahim, sisi rahim (atau panggul), vagina, vulva (bibir kemaluan), dan indung telur. Karena sulit terlihat dari luar, varises organ reproduksi ini dapat dilihat dengan pemeriksaan ultrasonografi. Biasanya terjadi pada sisi kanan dan kiri sekaligus. Bila terjadi pada panggul (sisi rahim), dapat terjadi pula pada mulut rahim bila proses terjadinya kronis, karena pembuluh darah vena merupakan jaringan yang saling terkoneksi. Bila terjadi sumbatan pada sisi atas, maka bisa menyebabkan pelebaran pada sisi bawahnya.

Penyebab varises pada organ reproduksi

Penyebab varises organ reproduksi ini dibagi menjadi: 

  • Penyebab primer: terjadi secara de novo (tanpa ada dasar penyebabnya). 
  • Penyebab sekunder: kemungkinan karena tipisnya pembuluh vena, endometriosis, mioma rahim, tumor panggul, kurangnya jaringan ikat pendukung pembuluh vena, jumlah katup daun yang kurang (genetik), serta akibat sering berada dalam posisi berdiri. Faktor lainnya antara lain adalah nutrisi dan infeksi kronis.

Keluhan dan gejala varises pada organ reproduksi

Akibat jarang menimbulkan keluhan, varises pada organ reproduksi sering tidak diketahui. Perlu pemeriksaan lanjutan berupa ultrasonografi untuk memastikannya. Varises pada vulva bisa terlihat jelas, terutama pada saat kehamilan. Setelah melahirkan, varises sebagian besar akan menghilang, karena tekanan pembuluh darah dan hormon kembali normal. Sekitar 15% varises panggul menyebabkan keluhan pegal di panggul, nyeri saat berhubungan, dismenorea dan juga sindrom kongesti panggul (pelvic congestion syndrome). 

Komplikasi varises

Komplikasi menahun dari varises adalah rasa tidak nyaman di panggul (sindrom kongesti panggul). Komplikasi lainnya adalah bila dilakukan pembedahan daerah panggul, baik operasi sesar maupun operasi kandungan, pembuluh yang besar meningkatkan adanya risiko perdarahan pada saat operasi. Menurut beberapa laporan medis, varises pada mulut rahim dapat menimbulkan perdarahan ketika kehamilan memasuki trimester ketiga. Namun tak usah khawatir karena secara umum, kejadian varises organ reproduksi, termasuk di mulut rahim, jarang terjadi.

Varises pada kehamilan

Varises pada organ reproduksi lebih jarang ditemui pada wanita muda (di bawah 35 tahun), namun biasanya ditemukan pada perempuan di masa kehamilan, terutama kehamilan ketiga dan seterusnya. Varises yang sering ditemui saat hamil adalah varises bibir vagina dan vagina. Varises ini timbul karena peningkatan tekanan vena karena adanya rahim yang membesar, namun persalinan masih dapat dilakukan secara normal. Setelah melahirkan, varises akan hilang dengan sendirinya. Operasi sesar hanya dilakukan bila penyebabnya adalah infeksi yang kronis. Sayangnya, varises karena infeksi ini tidak akan menghilang setelah melahirkan, bahkan dapat meningkatkan risiko perdarahan saat persalinan karena pembuluh darah menjadi rapuh.

Mengatasi keluhan yang muncul

Bila timbul suatu keluhan sindrom kongesti pelvik atau rasa tak nyaman di daerah organ reproduksi Anda, segeralah datang ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Terapi konservatif penyinaran (thermo-therapy) dapat digunakan untuk mengurangi keluhan, walau tidak mengobati varises itu sendiri. Dokter dapat juga menyarankan terapi penyumbatan (embolisasi) dengan teknik radiologi invasif (melalui pembedahan).

Bila terjadi varises vulva pada kehamilan, ada celana khusus untuk memberikan tekanan agar varises tidak membesar selama kehamilan. Beristirahatlah dengan cukup untuk memberi waktu bagi darah melewati pembuluh vena. Tetapi sedapat mungkin tinggikan tungkai bagian bawah, agar mempercepat darah kembali ke arah panggul. Tidurlah dalam kondisi miring ke kiri, karena posisi vena terbesar tubuh berada di posisi sebelah kanan.

Konsultan: Dr. Yuditiya Purwosunu, SpOG(K)
Divisi Fetomaternal Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM

Referensi:

Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan