KESEHATAN ANAK

Waspadai Anak Keracunan Obat

Kita membutuhkan obat untuk mengurangi gejala atau menyembuhkan penyakit. Namun hati-hati, penggunaan yang berlebihan dapat membahayakan. Obat yang ditaruh dalam jangkauan anak dapat berbahaya, waspada anak teracuni obat.

Desi Hariana| | 11 Februari 2020

Obat adalah senyawa toksik yang jika diberikan melebihi kadar minimum dalam darah akan menimbulkan gejala keracunan, bahkan berakibat fatal. Kasus keracunan obat yang tidak disengaja pada anak sudah sering terjadi, terutama pada anak di bawah 5 tahun. Kebanyakan kasus disebabkan oleh kelalaian orangtua. Di Amerika Serikat, tercatat lebih dari 60 ribu balita per tahun mengalami kesalahan pengobatan atau overdosis obat.

Simpan di tempat aman dan perhatikan dosis

Anak-anak memang umumnya memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Untuk menghindari anak teracuni obat, hindari minum obat di depan anak, dan tidak membahasakan obat sebagai ‘permen’ atau istilah lain yang menimbulkan keinginan anak untuk mencoba. 

Pastikan obat tidak diletakkan sembarangan. Jika anak harus minum obat, segera simpan obat di tempat yang aman setelah digunakan (lebih bagus lagi bila kotak obat terkunci) dan ditaruh jauh dari jangkauan anak. 

Obat sirup untuk anak biasanya memiliki rasa manis yang disukai anak. Pilih kemasan obat sirup yang menggunakan tutup botol child-ressistant, agar anak tidak bisa membukanya sendiri. Selain itu, waspada anak teracuni obat dengan cara:

  • Selalu membaca petunjuk pemakaian obat untuk Si Kecil. 
  • Berikan obat sesuai gejala, dengan jumlah serta takaran yang sesuai dosis tertera pada etiket atau leaflet di dalam kemasan obat. 
  • Selalu gunakan sendok, pipet, atau cup khusus yang tersedia dalam kemasan obat karena ukurannya sudah tepat. 

Kenali gejala, tangani segera

Kenali gejala anak teracuni obat atau zat kimia lain seperti muntah dan sakit perut mendadak, kejang, serta kesulitan bernafas, jangan panik. Lakukan langkah-langkah berikut: 

  • Cari tahu obat atau zat kimia penyebab anak keracunan. 
  • Apabila zat beracun yang tertelan tidak bersifat korosif, misalnya cairan asam dan basa kuat, bantu anak memuntahkan cairan racun tersebut jika ia baru saja menelannya. 
  • Berikan norit atau arang aktif (carbon absorbent) untuk menyerap zat racun pada saluran cerna. Norit efektif diberikan hingga jangka waktu dua jam sejak racun tertelan. Air kelapa hijau atau oralit dapat membantu mengatasi dehidrasi akibat mual atau muntah yang berlangsung lama.
  • Segera bawa anak ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Konsultan:

Rahmi Safarina F.

Pusat Informasi Obat, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

Referensi:

  • Anonim, 2012. Medication Leading Cause of Child Poisoning in US, http://www.medscape.com/viewarticle/760614?src=mp&spon=38
  • Anonim, 2012. Antidotes for Toxicological Emergencies: A Practical Review: Abstract and Introduction, http://www.medscape.com/viewarticle/757588
  • Priyanto, 2010. Toksikologi : Mekanisme, Terapi, Antidotum, dan Penilaian. Penerbit LESKONFI, Jakarta
Polling
Perlukah anak di imunisasi?
Silahkan Login untuk isi Polling LIHAT HASIL
Komentar
Silahkan Login untuk komentar
Punya pertanyaan seputar Ibu dan anak? Kamu bisa bertanya pada ahlinya di sini

Kirim Pertanyaan