Waspadai Tangisan Bayi Akibat Rasa Sakit
Desi Hariana | 11 Juli 2024
Orangtua baru mungkin belum terbiasa dengan tangisan bayi atau belum bisa membedakan antara tangisan yang menandakan lapar, bosan, atau rasa sakit. Pada dasarnya, orangtua memang sudah ‘terprogram’ untuk waspada dengan tangisan bayi sehingga akan segera merespons tangisan tersebut.
Berikut adalah beberapa informasi yang dapat membantu orangtua baru dalam memahami tangisan bayi, terutama yang mendandakan rasa sakit dan perlu diwaspadai.
Hal yang perlu diketahui di tiga bulan pertama
Dalam tiga bulan pertama kelahiran bayi:
- Beberapa bayi menangis lebih sering dibandingkan yang lain, namun pada umumnya bayi memang menangis lebih sering di tiga bulan pertama hidupnya.
- Dalam tiga bulan pertama ini, tangisan bayi akan mengikuti pola yang disebut ‘kurva tangisan’. Pada usia dua atau tiga minggu tangisan akan semakin sering terdengar, lalu mencapai titik tersering di usia enam hingga delapan minggu, namun kemudian akan kembali menurun hingga usia 12 minggu.
- Sering kali tangisan bayi di tiga bulan pertama memang sulit dijelaskan. Kadang tidak diawali apapun dan sulit berhenti walaupun dengan berbagai cara.
- Bayi menangis selama kurang lebih lima jam setiap harinya dan lebih sering terjadi di sore atau malam hari.
Cara membedakan tangisan bayi
Seiring dengan berlalunya hari-hari pertama di rumah, Ayah dan Ibu akan semakin percaya diri dalam mengurus Si Kecil. Begitu juga dengan membedakan tangisan bayi.
1. Tangisan lapar
Biasanya diawali dengan tangisan yang terdengar pelan namun makin lama makin keras, dan ada ritmenya. Ini tanda bahwa bayi perlu segera disusui.
2. Bosan atau kesal
Umumnya terjadi di sore dan malam hari, tangisannya berbeda dengan tangisan lapar namun sama-sama semakin keras. Mungkin popoknya perlu diganti, terlalu lelah, atau ingin diperhatikan. Ayah dan Ibu dapat menggendongnya, bersenandung, atau menemukan cara lain yang dapat menenangkan bayi.
3. Rasa sakit
Tangisan bayi yang menandakan rasa sakit biasanya melengking tinggi dan dibarengi dengan perilaku yang tidak biasa, seperti:
- tidak mau merespons orang lain atau menolak diajak bermain
- lemas dan tidak bertenaga
- menangis bahkan saat tertidur
- menolak dua kali waktu makan atau muntah
- lebih rewel dari biasanya
- ada bagian tubuh yang bengkak dan ia akan menangis kala disentuh
- wajah seperti menahan sakit, atau menutup mata
- menahan napas atau mengerang
- tangan mengepal atau kaki menendang-nendang
- memegang erat tangan orang dewasa.
Gangguan yang mungkin terjadi pada bayi
Ketika bayi menangis keras melengking, perhatikan hal-hal ini terlebih dahulu sebelum membawa Si Kecil ke dokter:
- Periksa anggota tubuhnya, mungkin ada gigitan serangga, dicakar binatang peliharaan, atau bulu mata yang masuk ke mata.
- Periksa juga bagian kepalanya, takut ia terbentur.
- Periksa popok dan bajunya, mungkin ada yang membuatnya tak nyaman, menusuk atau menekan.
Jika disertai dengan demam, maka kemungkinan anak mengalami infeksi, contohnya radang telinga tengah atau flu. Segeralah ke dokter anak agar ia mendapatkan penanganan yang tepat.
Referensi: