Waspadai Toksoplasmosis dalam Kehamilan
Dr. med. Damar Prasmusinto, Sp.OG(K) | 30 November 2020
Toksoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Toksoplasma adalah protozoa, suatu bentuk mahluk hidup bersel satu, pertama kali diidentifikasi lebih dari 200 tahun yang lalu menginfeksi burung dan mamalia.
Infeksi oleh parasit ini dilaporkan cukup banyak terjadi, tetapi hampir 90% tidak menunjukkan gejala dan hanya menyebabkan komplikasi klinis yang ringan. Namun demikian, dapat pula menyebabkan kelainan yang serius pada ibu hamil, salah satunya menyebabkan cacat bawaan pada janin. Seiring dengan semakin banyaknya kasus infeksi HIV, yang menyebabkan penurunan daya tahan tubuh, kejadian toksoplasmosis yang fatal pun semakin sering dijumpai.
Angka kejadian toksoplasmosis pada kehamilan sebenarnya cukup rendah. Dilaporkan bervariasi antar negara dan berkisar antara 1-15 kejadian setiap 1000 kehamilan. Sebagian besar toksoplasmosis pada kehamilan mungkin tidak disadari, karena gejalanya pada ibu ringan.
Bisa muncul tanpa gejala
Waspadai toksoplasmosis dalam kehamilan karena bayi yang terinfeksi toksoplasma di dalam rahim, dapat menderita kelainan penglihatan dan susunan saraf pusat. Juga untuk jangka panjang bisa menyebabkan gangguan penyesuaian (disability-adjusted life years/DALY). Bila terjadi infeksi primer pada kehamilan, dapat menyebabkan keguguran dan kematian janin.
Pada bayi yang baru lahir, infeksi toksoplasma bisa tanpa gejala atau gejala yang muncul pada bayi tidak spesifik, dan kalaupun ada gejala pada bayi, tidak mudah untuk memastikan bahwa penyebabnya adalah toksoplasma.
Karena sebagian besar toksoplasmosis tidak bergejala, maka diagnosis penyakit ini dilakukan dengan metode serologis (tes darah). Untuk itu, yang sering dilakukan adalah pemeriksaan antibodi IgM dan antibodi IgG. Tujuannya adalah untuk memeriksa apakah ibu hamil terinfeksi akut toksoplasma atau tidak. Namun demikian, antibodi IgM dapat bertahan lama jauh setelah infeksi akut terjadi. Antibodi IgG dapat meningkat sesuai dengan perubahan pada siklus hidup antigen toksoplasma.
Dalam melakukan pemeriksaan, hal yang penting selain memeriksa antibodi IgM dan antibodi IgG adalah memeriksa aviditas IgG. Penilaian terhadap hasil yang diperoleh akan mempengaruhi perlu tidaknya seorang ibu hamil mendapatkan pengobatan.
Apakah setiap ibu hamil harus melakukan skrining toksoplasmosis? Agak sulit menjawab pertanyaan ini. Di beberapa negara, pemeriksaan rutin toksoplasmosis dianjurkan dan bila antibodinya negatif akan dimonitor secara berkala. Namun untuk situasi di Indonesia, masih terkendala dengan biaya pemeriksaan yang relatif cukup mahal. Selain itu kejadian toksoplasma bawaan juga relatif jarang. Sehingga harus didiskusikan dengan dokter tentang keuntungan dan kerugiannya.
Bagaimana pencegahannya?
Ibu hamil yang terinfeksi toksoplasma di Indonesia akan mendapatkan antibiotik seperti spiramisin atau sulfonamid. Efek samping spiramisin umumnya ringan dan berupa gangguan pencernaan. Sulfonamid berhubungan dengan kejadian kuning pada bayi baru lahir. Adapula pengobatan dengan pirimetamin tetapi harus diwaspadai karena dapat menyebabkan cacat bawaan pada janin bila diberikan pada trimester tertentu.
Yang terpenting sebetulnya adalah bagaimana melakukan pencegahan. Ibu hamil sebaiknya tidak membersihkan kotoran binatang peliharaannya. Kalaupun harus mengerjakan,gunakan masker dan sarung tangan. Cuci tangan setelah berkegiatan juga jangan dilupakan, terutama sesudah berkebun atau bermain dengan anak-anak di taman.
Dapat menular melalui makanan
Infeksi toksoplasma juga bisa terjadi saat membersihkan daging mentah yang terinfeksi atau memakan daging yang kurang matang. Untuk itu, saat membersihkan daging dianjurkan menggunakan sarung tangan. Alat-alat dapur harus dibersihkan dengan baik setelah digunakan untuk memotong daging. Masaklah daging sampai 65,5oC selama paling sedikit 20 menit. Buah-buahan dan sayuran harus dicuci dengan bersih sebelum dimakan.
Mewaspadai toksoplasmosis dalam kehamilan adalah baik, namun demikian jangan pula berlebihan. Cara hidup yang sehat dengan memperhatikan makanan dan cara mempersiapkannya harus menjadi perhatian utama. Bagi penyayang binatang, perhatikan pula kesehatan binatang peliharaannya, supaya tidak menjadi media penularan infeksi toksoplasma.